Jakarta, Aktual.com –Sasaran penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana adalah menurunnya indeks risiko bencana pada pusat pertumbuhan ekonomi, yang memiliki indeks risiko bencana yang tinggi. Sasaran itu dapat diwujudkan lewat berbagai cara.

Demikian dikatakan Drs. Hasman Ma’ani, M.Si., Direktur Penanganan Daerah Rawan Bencana kepada wartawan, di kantornya di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT), di Jakarta, Senin (18/4). Hasman diwawancarai dalam kaitan upaya mengurangi nrisiko bencana alam, yang sering terjadi di Indonesia.

Menurut Hasman, cara pertama adalah meningkatkan kapasitas kelembagaan penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah. Selain itu, terlaksananya integrasi dan/atau pengarus-utamaan pengurangan risiko bencana dalam perencanaan pembangunan di pusat dan daerah.

“Ditambah lagi, dengan terlaksananya penguatan kebijakan dan regulasi, terkait penanggulangan bencana di pusat dan daerah,” ujar Hasman.

Hal itu juga patut didukung dengan tersedianya sarana dan prasarana mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana. Khususnya di kawasan rawan bencana tsunami, gempa bumi, letusan gunung api, banjir, banjir bandang, tanah longsor, kebakaran hutan dan lahan, dan sebagainya.

Yang tak kalah penting, juga peningkatan pengetahuan masyarakat, serta terbangunnya budaya kesadaran masyarakat dalam pengurangan risiko bencana. Serta meningkatnya partisipasi dan peran serta multi-pihak, seperti: pemerintah, organisasi nonpemerintah lokal dan internasional, lembaga usaha, perguruan tinggi, media, dan masyarakat, dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.

“Ditambah lagi dengan meningkatnya koordinasi penyelenggaraan penanggulangan bencana, antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, dan antar pemerintah daerah. Serta terlaksananya pemulihan wilayah pasca bencanadengan prinsip build back better, atau membangun kembali dengan lebih baik,” sambung Hasman. ***

Jakarta, 19 April 2016

Artikel ini ditulis oleh: