Atlet balap sepeda Indonesia Aiman Chayadi (depan) berusaha memacu sepedahnya pada nomor Road Race Putra 182 km di Songdo Road Cycling Course, Incheon, Minggu (28/9). Indonesia yang menurunkan dua pembalapnya gagal meraih medali. ANTARA FOTO/SAPTONO/Spt/14

Padang, Aktual.com — Pebalap muda Indonesia, Jamalidin Novardianto tanpaknya tak ingin berangan-angan dalam dunia balap sepeda yang membesarkan namanya. Dia hanya ingin memaksimalkan potensi yang dimilikinya dengan bergabung bersama tim asing yaitu Singha Infinite Cycling Team, Singapura demi meraih hasil maksimal pada kejuaraan internasional.

Satu-satunya pebalap Indonesia yang sukses naik podium di pada dua etape Tour de Singkarak 2016 ini merupakan pebalap dengan spesialisasi sprint, dan kemampuannya sudah tidak diragukan lagi. Bahkan, manajemen timnas Indonesia mengakui jika pebalap ini bisa berkembang.

“Saya akan memaksimalkan kesempatan ini. Apalagi tim yang saya perkuat memberikan dukungan penuh termasuk melihatkan saya untuk turun dikejuaraan yang sudah terjadwal,” kata pebalap asal Singosari, Malang, Jawa Timur ini di Padang, Senin (15/8).

Di Tour de Singkarak 2016 merupakan debut pebalap yang akrab dipanggil Verdi bersama dengan Singha Infinite Cycling Team Singapura. Meski baru pertama bergabung, pebalap yang juga anggota Timnas Indonesia yang dipersiapkan untuk SEA Games 2017 dan Asian Games 2018 ini mengaku tidak canggung.

Meski timnya diperkuat pebalap dari banyak negara, mantan pebalap Pegasus Continental Cycling Team itu mengaku kerja sama yang dijalani sudah berjalan dengan baik. Dengan frekuensi pertemuan yang dibanyak dipastikan kekompakan tim akan terbangun.

“Awalnya sempat canggung. Bahkan saya sempat ngedrop. Tapi berkat dukungan semua pihaknya akhirnya saya bisa menyesuaikan ritme dari tim baru saya,” kata Verdi menambahkan.

Setelah menyelesaikan Tour de Singkarak 2016, Singha Infinite Cycling Team sudah ditunggu beberapa kejuaraan di Asia. Dalam waktu dekat, Verdi dan kawan-kawan akan turun di kejuaraan balap sepeda di Vietnam disusul dua kejuaraan beruntun yang semuanya digelar di China.

“Rencananya tanggal 22 ini saya berangkat ke Vietnam. Ini adalah kesempatan. Saya tidak boleh lengah lagi. Genjot terus,” katanya dengan tersenyum.

Saat ini pebalap-pebalap muda Indonesia memang mulai muncul. Hanya saja, potensi mereka belum banyak yang dimaksimalkan karena minimnya dukungan dari tim. Bahkan di Indonesia saat ini hanya mempunyai satu tim kontinental yaitu Pegasus Cycling Team.

Hanya saja, juara tim Le Tour de Langkawi 2015 prestasinya terus mengalami penurunan. Apalagi banyak pebalapnya yang mulai bergabung dengan tim lain termasuk pebalap Indonesia tercepat pada Tour de Singkarak 2016 yaitu Dadi Suryadi yang saat ini bergabung dengan Terengganu Cycling Team Malaysia.

Laporan: Antara

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu