Gempa megathrust 8,7 SR bayangi ibu kota. (ilustrasi/aktual.com)

Padang, aktual.com – Gempa magnitudo 6 dan 7 bisa menghabiskan energi segmen megatrust Mentawai sehingga gempa besar magnitudo 8,8 yang tersimpan tidak jadi keluar secara bersamaan.

“Kita juga harus antisipasi skenario tersebut, karena kemungkinan terjadinya juga cukup besar,” kata Deputi I Bidang Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB, Bernardus Wisnu Widjaja di Padang, Kamis (14/2).

Menurutnya perbedaan kekuatan gempa magnitudo 6 dan 7 dengan magnitudo 8,8 sangat besar. Jika kekuatan magnitudo 6 dan 7 mengakibatkan kerusakan ringan dan sedang, magnitudo 8,8 bisa menyebabkan kerusakan berat bahkan tsunami.

Ia menambahkan energi di segmen megatrust Mentawai awalnya mencapai magnitudo 9,3. Namun setelah cukup banyak gempa magnitudo 7 yang terjadi, energinya menyusut menjadi magnitudo 8,8.

Bernardus mengemukakan ancaman yang telah nyata itu jangan dijadikan pertakut, tetapi harus dicarikan solusinya.

“Kita tahu yang berbahaya itu bukan getaran gempanya, tetapi reruntuhan bangunan yang terjadi akibat getaran itu,” lanjutnya.

Solusinya perkuat bangunan yang ada di Sumbar, atau jika anggaran tidak mencukupi, setidaknya buat meja yang kuat agar bisa digunakan untuk berlindung jika gempa itu datang.

Pendapat itu didukung Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati. Ia menyebut energi magnitudo 8,8 itu setara dengan 32 kali gempa magnitudo 7.

“Gempa magnitudo 6 juga mempengaruhi, tetapi tidak sebesar magnitudo 7,” ujarnya.

Sumbar adalah daerah yang memiliki kerawanan bencana yang tinggi hingga dijuluki swalayan bencana.

Dari belasan jenis bencana yang ada, gempa megatrust dan tsunami adalah yang paling mendapatkan perhatian karena dikhawatirkan bisa mengakibatkan banyak korban jiwa.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Zaenal Arifin