Jakarta, Aktual.com – Dalam rangka mengakuisisi beberapa lahan di wilayah Jabodetabek, PT Urban Jakarta Propertindo Tbk (UJP) bakal menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Perseroan melepas sebanyak 600 juta saham kepada publik atau setara 16,85% dengan harga di rentang Rp1.000 sampai dengan Rp1.250 per saham.

“Dengan harga Rp1.000-1.250 per saham ini menggambarkan price earning (PE) sebanyak 17-20 kali. Makanya kami yakin dengan harga tersebut akan diminati oleh para investor,” tegas Kerry Rusli, Direktur Sinarmas Sekuritas selaku penjamin emisi, di Jakarta, Senin (12/11).

Dirinya pun yakin pencatatan perdana saham UJP itu nantinya sudah sangat tepat, meskipun saat ini kondisi pasar modal masih diselimuti volatilitas.

“Kami percaya bahwa pencatatan saham yang dilakukan perseroan di akhir tahun sudah sangat tepat, meskipun pergerakan saham gabungan bursa efek cukup volatile. Kami sepakat akhir tahun adalah waktu yang baik untuk UJP tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI),” tegas Kerry.

Periode penawaran awal (bookbuilding) ini akan berlangsung pada 9-19 November 2018 dengan perkiraan tanggal efektif pada 30 November dan proses IPO-nya sendiri di tenggal 4-6 Desember 2018.

“Dan kemungkinan pencatatan perdana saham perseroan ditargetkan pada 12 Desember 2018,” kata dia.

IPO Perseroan akan dilaksanakan pada 4-6 Desember 2018. Penawaran tersebut setara 16,85% dari saham ditempatkan dan disetor setelah IPO.

Bersamaan dengan IPO, perseroan juga akan menerbitkan 840 juta Waran Seri I. Setiap pemegang lima saham PUP akan memperoleh tujuh unit Waran Seri I. Setiap Waran Seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru UJP.

Direktur Urban Jakarta Propertindo, Tri Rachman Batara menambahkan, dari dana IPO tersebut sebanyak 50% akan digunakan untuk mengakuisisi lahan di Jabodetabek. Kemudian sekira 30% untuk belanja modal dan pengembangan serta 20% untuk modal kerja.

“Saat ini perseroan tengah membangun empat proyek berkonsep TOD (transit oriented development) yang berada pada lintasan jaringan LRT Jabodetabek. Total nilai keempat proyek itue sekitar Rp10,2 triliun selama kurang lebih lima tahun,” kata Tri.

Sementara dilihat dari sisi kinerja, pada semester I 2018, UJP membukukan laba Rp17,55 miliar, meningkat 303,45%, dari Rp4,35 miliar pada semester I 2017. Hal ini seiring pencapaian pendapatan perseroan sebesar Rp52,05 miliar per Juni 2018.

Sedang aset perseroan mengalami peningkatan 1,96%, dari Rp1,02 triliun per Desember 2017 menjadi Rp1,04 triliun per Juni 2018. Adapun pada 2016 dan 2015, aset UJP tercatat masing-masing Rp165,87 miliar dan Rp49,96 miliar.

Artikel ini ditulis oleh: