Jakarta, Aktual.com – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Konsolidasi Mahasiswa Nasional Indonesia (KOMANDO) menjadi bagian dalam aksi unjuk rasa yang digelar di Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, untuk mengawal Mahkamah Konstitusi (MK) dalam sidang gugatan pilpres dengan agenda pembacaan putusan, Kamis, 27/6/2019.

Namun, kehadiran sejumlah mahasiswa ditengah ribuan massa aksi lainnya bukan untuk mengawal proses pembacaan putusan MK, yakni untuk memastikan peristiwa yang terjadi pada 21-22 Mei lalu tidak kembali terjadi.
Koordinator aksi unjuk rasa, Febriditya Ramadhan menuturkan, aksi yang dilakukan merupakan solidaritas untuk para korban meninggal dalam peristiwa aksi unjuk rasa 21-22 Mei yang terjadi di pelataran kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

“Kita berbicara tentang aksi kemanusiaan dan aksi solidaritas terkait meninggalnya atau gugurnya orangtua kita serta masyarakat yang memang pada waktu itu ikut aksi di depan bawaslu,” ujar Febri, dilokasi aksi unjuk rasa.

“Terlepas nanti siapa yang menang dari putusan itu, kita kawal terus dan kita pastikan, siapa pun presiden yang nanti terpilih ini tidak melanggar hak asasi manusia seperti tgl 22 Mei kemarin. Karena 22 Mei kemarin itu adalah pelanggaran hak asasi manusia,” pungkas Febri.

Seperti diketahui, aksi unjuk rasa yang digelar dipelataran Bawaslu pada 21-22 Mei lalu menimbulkan tragedi kemanusiaan. Kerusuhan yang terjadi selama dua hari berturut mengakibatkan ratusan orang luka-luka dan sejumlah orang meninggal. Yang memilukan, diantara korban meninggal terdapat anak yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

 

Berikut cuplikannya:

Laporan: Warnoto