Sri Mulyani: Rupiah Tembus 14.600 per Dolar AS Imbas dari Krisis Turki: Karyawan PT Ayu Masagung menghitung pecahan 100 dolar AS di Jakarta, Senin (13/8). Nilai tukar rupiah kembali merosot tajam hingga level 14.600 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin pekan ini. Sri Mulyani menyebutkan Tekanan terhadap rupiah disebut sebagai imbas dari krisis keuangan yang dialami oleh Turki. PATRARIZKI SYAHPUTRA/RM

Jakarta, Aktual.com – Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail, mengatakan pergerakan nilai tukar rupiah relatif masih rentan mengalami depresiasi terhadap dolar AS.

“Dolar AS masih cenderung menguat terhadap hampir semua mata uang dunia. Perundingan perdagangan bebas yang buntu antara Amerika Serikat dan Kanada masih mendorong ketidakpastian di pasar,” katanya di Jakarta, Selasa (4/9).

Di tengah situasi itu, lanjut dia, investor akan melirik dolar AS sebagai aset “safe heaven”, sehingga dapat berdampak pada pelemahan rupiah.

Sementara itu terpantau pada pukul 09.45 WIB, nilai tukar rupiah mengalami depresiasi ke level Rp14.827 per dolar AS.

Ia menambahkan sentimen mengenai data PMI China bulan Agustus yang cenderung menurun juga dapat menjadi sentimen negatif bagi rupiah. Kemungkinan ekspor Indonesia melambat ke China akibat perlambatan data itu.

Chief Market Strategist FXTM, Hussein Sayed menambahkan pada pekan lalu, investor berharap perkembangan positif antara Amerika Serikat dan Meksiko dapat meluas ke Kanada, Eropa, dan mungkin China. Namun optimisme itu mereda ketika AS gagal mencapai kesepakatan dengan Kanada.

“Trump juga mungkin memperburuk perang dagang apabila ia memutuskan untuk menerapkan tarif 200 miliar dolar AS terhadap barang China,” katanya.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: