Karyawan memperlihatkan uang pecahan dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa (4/9/2018). Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS melemah menjadi Rp14.940 per dolar AS pada perdagangan hari ini. Indonesia punya sejarah pahit mengenai krisis moneter, yaitu yang terjadi 20 tahun silam, tepatnya pada 1998. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Nilai tukar rupiah pada awal pekan ini diprediksi menguat memanfaatkan pelemahan dolar AS terhadap hampir semua mata uang kuat dunia terutama euro.

Rupiah pada Senin (18/2) pagi bergerak menguat 49 poin menjadi Rp14.105 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.154 per dolar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan, pelemahan dolar didorong oleh pernyataan Presiden The Fed wilayah San Fransisco Mary Daly yang mengatakan bahwa The Fed kemungkinan tidak akan menaikkan tingkat suku bunga tahun ini.

Daly menilai, Fed Fund Rate tidak akan naik karena inflasi yang hanya 1,9 persen serta pertumbuhan ekonomi AS yang diperkirakan hanya dua persen tahun ini.

“Rupiah kemungkinan menguat seiring pelemahan dolar tersebut,” ujar Ahmad.

Ia memperkirakan, pada hari ini rupiah kemungkinan menguat ke level Rp14.000 per dolar AS hingga Rp.14.090 per dolar AS.

Hingga pukul 9.35 WIB, nilai tukar rupiah masih bergerak menguat 50 poin menjadi Rp14.104 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.154 per dolar AS.

Artikel ini ditulis oleh: