Karyawan memperlihatkan uang pecahan dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa (4/9/2018). Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS melemah menjadi Rp14.940 per dolar AS pada perdagangan hari ini. Indonesia punya sejarah pahit mengenai krisis moneter, yaitu yang terjadi 20 tahun silam, tepatnya pada 1998. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan ini kembali terkoreksi seiring pelemahan mata uang Asia.

Rupiah Senin (13/5) pagi melemah 21 poin atau 0,15 persen menjadi Rp14.348 per dolar AS, dibandingkan hari sebelumnya Rp14.327 per dolar AS.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Senin, mengatakan, pelemahan rupiah terjadi pasca rilis data neraca transaksi berjalan (current account) yang dirilis oleh Bank Indonesia akhir pekan lalu.

“Neraca transaksi berjalan tercatat defisit sebesar 2,6 persen dari PDB, membaik dibandingkan Q4-2018 yang tercatat defisit 3,59 persen dari PDB tetapi relatif masih tinggi dibandingkan Q1-2018 yang sebesar defisit 2,01 persen dari PDB,” ujar Lana.

Dari eksternal, inflasi Amerika Serikat (AS) pada April 2019 tercatat 2 persen (tahun ke tahun/yoy), naik dari 1,9 persen (yoy) pada Maret 2019, tetapi masih dibawah proyeksi 2,1 persen (yoy).

Angka inflasi April tersebut merupakan yang tertinggi sejak November 2018. Kenaikan inflasi ini karena naiknya harga minyak mentah.

Artikel ini ditulis oleh: