Dirut PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto memberikan keterangan pers terkait likuidasi Petral Group di Jakarta, Senin (4/4). Pertamina telah melakukan formal likuidasi Petral Group yang terdiri dari Zambesi, Petral dan PES pada Februari 2016 lalu sehingga lebih cepat dari target sebelumnya yakni Juni 2016. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/pras/16.

Jakarta, Aktual.com — Sejumlah Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) Komisi VII protes kepada Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Dwi Soetjipto, pasalnya para anggota dewan tersebut diperlakukan secara tidak hormat oleh sejumlah direksi perusahaan plat merah itu.

Anggota DPR RI Komisi VII dari Fraksi PDI-P, Adian Napitupulu menceritakan, rombongan anggota komisi VII memenuhi undangan Pertamina untuk melakukan acara FGD (Focus Group Discussion) terkait tata kelola migas yang diselenggarakan pada Selasa, 24 Mei 2016 di gedung pertamina.

Sedianya acara FGD tersebut sesuai undangan dimulai pukul 13.00 WIB, entah kenapa mundur selama 1,5 jam walaupun belasan anggota DPR sudah berkumpul. Namun kemudian Acara dapat dimulai pukul 14.30 WIB.

Setelah kata sambutan pembuka dari Dirut dan dari Pimpinan Komisi VII, berikutnya pihak Pertamina menyampaikan dua paparan termasuk paparan akademis mengenai tata kelola migas.

Lucunya kata Adian, pada saat paparan tersebut ruangan acara perlahan lahan menjadi kosong. Dirut pertamina entah untuk alasan apa pergi meninggalkan ruang acara dan di ikuti oleh beberapa direksi.

Akibatnya ruang acara itu hanya tersisa di dominasi oleh anggota DPR RI komisi VII dan staf staf Komisi maupun staff anggota DPR. Hal ini mengundang protes dari anggota DPR RI antara lain dari PKS, Gerindra dan PDI Perjuangan.

“Bagi anggota DPR komisi VII seharusnya sesuai undangan acara FGD ini adalah FGD antara komisi VII dengan Dirut Pertamina. Sehingga Dirut dan jajaran Direksi harusnya tetap hadir bersama komisi VII di ruangan,” kata Adian, Rabu (25/5)

Apa lagi lanjut Adian, banyak pertanyaan yang akan disampaikan anggota komisi VII terkait tata kelola migas diantaranya kebenaran pemain migas Petral dan ISC diisi oleh orang-orang yang sama, kemudian terkait transparansi tata kelola migas, kesiapan cadangan migas jelang Lebaran serta berbagai informasi lainnya yang perlu di konfrontir.

Adian memaparkan, setelah terjadi hujan protes, akhirnya Dirut pertamina masuk kembali dalam ruangan. Namun demikian beberapa Anggota Komisi VII sudah terlanjur kecewa dan membuat suasana menjadi sangat tidak nyaman atas apa yang dilakukan oleh Dirut.

“Dari peristiwa tersebut terlihat Pertamina tidak menghormati acara yang dibuatnya dan tamu-tamu yang diundangnya yaitu anggota-anggota DPR RI. Bisa dikatakan bahwa sikap tersebut adalah buah dari sikap arogan seolah Dirut Pertamina Full Power dan bisa berbuat sesuka-sukanya,” tandas Adian.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Eka