Medan, Aktual.com – DPRD Provinsi Sumatera Utara menyayangkan minimnya pembinaan bagi kalangan ‘qori’ atau pembaca Al Quran di daerah itu, baik untuk regenerasi maupun bantuan kesejahteraan.

Dalam rapat dengan kepanitian MTQ nasional di Medan, Selasa (2/5), anggota Komisi E DPRD Sumut Zulfikar mengatakan, minimnya pembinaan itu dapat terlihat dari penyelenggaraan MTQ di daerah.

Pihaknya sering menerima keluhan dari kepanitian, baik di tingkat kelurahan, kecamatan, maupun kabupaten/kota yang sulit mencari qori-qoriah baru. Untuk tetap menyelenggarakan kegiatan tersebut, tidak jarang kepanitian ‘menyulap’ pesertanya sehingga kegiatan tetap berlangsung.

“Ada juga yang umur 30-an ‘dipoles’ lagi menjadi peserta remaja,” kata Ketua Fraksi PKS DPRD Sumut itu.

Kondisi itu juga dinilainya sebagai minimnya perhatian pemerintah daerah dalam meningkatkan pemahamam dalam baca tulis Al Quran.

Staf Penerangan Agama Islam Kanwil Kemenag Sumut yang juga pengurus Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Sumut Tuah Sirait mengatakan, selama ini Sumut justru dikenal sebagai “gudang” qori andal.

Apalagi, banyak qori-qori asal Sumut tersebut sering menjadi juara dalam MTQ tingkat internasional yang diselenggarakan di berbagai negara. Karena itu, Sumut sering dianggap sebagai ikon MTQ dan peserta dari provinsi lain sering “angkat tangan” dengan Sumut.

Ketua Komisi E DPRD Sumut Zahir MAP mengakui jika qori-qori asal provinsi itu sering menjadi juara MTQ, bahkan di tingkat internasional. Namun ia menyayangkan kebijakan pemangku kepentingan di Sumut yang kurang memperhatikan kesejahteraan pada qori.

“Banyak yang juara tapi rendah dalam kesejahteraan. Di kampung saya di Kabupaten Batubara, ada yang juara internasional, namanya Adan haris, tapi kesejahteraannya tak ada,” ujar Zahir. (ant)

Artikel ini ditulis oleh: