Seorang teller menunjukan mata uang dollar di salah satu gerai money changer di Jakarta, Jumat (2/3/18). Pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenai pengenaan tarif impor baja sebesar 10% dan tarif impor alumunium sebesar 25%, sempat membuat dollar AS melemah terhadap rupiah. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat ini diprediksi akan bergerak menguat didorong surplus neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2019.

Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan sebelumnya memperkirakan rupiah menguat dengan surplus data neraca perdagangan Februari 2019 sekitar 200 juta dolar AS, namun ternyata pengumuman resmi Badan Pusat Statistik (BPS) pagi ini surplus lebih tinggi mencapai 330 juta dolar AS.

“Rupiah juga mendapatkan sentiment positif setelah lembaga peringkat dunia Fitch Rating mempertahankan peringkat surat utang Indonesia BBB dengan outlook stabil,” ujarnya, Jumat (15/3).

Untuk dolar AS sendiri, lanjut Ahmad, pada hari ini diperkirakan akan melemah terhadap hampir semua mata uang kuat dunia. Hal tersebut didorong oleh melemahnya data penjualan rumah baru AS di bulan Januari sebesar minus 6,9 persen jauh di bawah ekspektasi sebesar minus 0,9 persen.

“Rupiah hari ini kemungkinan menguat ke level Rp14.200 hingga Rp14.277 per dolar AS,” katanya.

Pada pukul 10.17 WIB, nilai tukar rupiah masih melemah 19 poin menjadi Rp14.297 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.278 per dolar AS

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat menunjukan rupiah melemah menjadi Rp14.310 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.253 per dolar AS.

Artikel ini ditulis oleh: