Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kanan) disaksikan Ketua KPU Arief Budiman (tengah) bersiap mengikuti debat capres 2019 putaran kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). Debat kedua yang hanya diikuti capres tanpa wapresnya itu mengangkat tema energi dan pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta infrastruktur. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) Profesor Satryo Brodjonegoro mengharapkan calon presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres) yang akan memimpin Indonesia ke depan mampu meningkatkan dana riset untuk mengakomodasi berbagai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta inovasi bagi kemajuan bangsa Indonesia.

“Dana riset saat ini memang belum mencukupi,” kata Satryo, Jumat (15/3).

Meskipun dana belum mencukupi, Satryo menuturkan yang terpenting adalah menciptakan ekosistem penelitian dan pengembangan serta inovasi sehingga dengan dana yang tidak terlalu besar tapi bisa efektif untuk bergerak menjadi negara maju.

Dana riset yang dikucurkan pemerintah pada 2018 sebesar Rp24,9 triliun yang tersebar di kementerian dan lembaga. Dana riset mengalami peningkatan meskipun tidak terlalu signifikan pada 2019 yang sebesar Rp26 triliun yang juga tersebar di kementerian dan lembaga.

Menurut Satryo, dana riset Rp26 triliun tersebut tidak efektif karena hanya Rp7 triliun yang benar-benar untuk pengembangan iptek, sedangkan Rp19 triliun habis untuk pengeluaran yang tidak terkait dengan pengembangan iptek.

Artikel ini ditulis oleh: