Dari kiri ke kanan, Moderator Frisca Clarisa, Tokoh Muda NU Zuhairi Misrawi, Direktur Voxpol Center Pangi Syarwi  Chaniago, Wasekjen DPP PPP Achmad Baidowi, Pakar Komunikasi Politik Emrus Sihombing dan Direktur LSIN Yasin Mohammad saat menjadi pembicara dalam Diskusi Dialektika di Kawasan Menteng, Jakarta, Minggu (11/2/18). Diskusi yang diselenggarakan oleh Lembaga Survei Independen Nusantara ini mengambil tema " Berebut Cawapres Jokowi : Peluang Koalisi Nasionalis-Santri". AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Analis politik Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago mengatakan untuk konteks HAM, kedua pasangan tidak memiliki prioritas yang jelas, serta secara konseptual juga keliru dalam memahami persoalan dan cenderung membahas hal remeh-temeh.

“Kedua pasangan tidak bisa membedakan antara konsep hak asasi dan hak warga negara. Hak asasi itu bersifat melekat (given) pada individu yang harus dilindungi, sedangkan hak warga negara harus dipenuhi oleh negara,” katanya, Jumat (18/1).

Kerancuan jalan berpikir, menurut dia, pada akhirnya membuat kedua pasangan tidak mempunyai fokus yang jelas untuk menyelesaikan akar persoalan.

Sementara itu, untuk isu pemberantasan korupsi, kedua pasangan dinilai masih berkutat pada jawaban yang bersifat umum dan normatif.

Pasangan Calon Nomor Urut 01 menekankan pada rekrutmen aparat yang punya kapasitas melalui sistem merit serta akan menekan politik berbiaya tinggi. Namun, narasi yang dipaparkan masih kering.

Pasangan Calon Nomor Urut 02 berusaha melakukan pendekatan integritas aparat dengan perbaikan kesejahteraan aparat negara dengan menaikkan rasio pajak sebagai sumber pendanaan, melakukan pengawasan internal yang ketat melalui penegakan disiplin yang ketat serta melakukan perbaikan pencatatan aset negara.

Artikel ini ditulis oleh: