Capres 01 Joko Widodo berpelukan dengan Capres 02 Prabowo Subianto sebelum debat penyampaian visi misi saat acara debat capres di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (17/1). debat pertama dua calon presiden dan calon wakil presiden ini memaparkan visi dan misinya tentang isu penegakan hukum, korupsi, HAM dan terorisme. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Pengamat politik The Indonesian Institute Arfianto Purbolaksono menilai dalam debat capres dan cawapres, Kamis (17/1) malam, kedua pasangan calon memiliki pandangan berbeda dalam menangani terorisme.

“Sangat jelas terlihat bahwa terdapat perbedaan pandangan dari kedua pasangan dalam menangani persoalan terorisme,” kata Arfianto di Jakarta, Jumat (18/1).

Ia melihat pasangan Jokowi/Ma’ruf lebih mengedepankan pendekatan pencegahan melalui kontraradikalisasi dan deradikalisasi, seperti yang dinyatakan Ma’ruf.

Pasangan Prabowo/Sandi, menurut dia, lebih mengedepankan pendekatan kesiapsiagaan nasional, seperti pernyataan Prabowo yang akan mengivestasikan kepada intelijen, Polri, dan angkatan perang.

“Berdasarkan hal tersebut, saya melihat upaya pencegahan dengan melakukan kontraradikalisasi dan deradikalisasi sangat penting dilakukan sebagai upaya melawan terorisme saat ini,” ujarnya.

Hal itu, menurut dia, mengingat melihat usia dari pelaku aksi teror belakangan ini yang masih berusia muda serta penyebaran paham radikal yang mulai berkembang di kalangan generasi muda.

Artikel ini ditulis oleh: