Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kanan) disaksikan Ketua KPU Arief Budiman (tengah) bersiap mengikuti debat capres 2019 putaran kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). Debat kedua yang hanya diikuti capres tanpa wapresnya itu mengangkat tema energi dan pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta infrastruktur. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Koordinator Kelompok Kerja Reformasi Kebijakan Publik Koalisi Perempuan Indonesia, Indry Oktaviani menilai masih ada kesenjangan pendidikan antara laki-laki dan perempuan di Indonesia.

“Sayang sekali, kedua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden tidak mencermati data statistik tentang kesenjangan waktu lama sekolah antara laki-laki dan perempuan,” kata Indry saat dihubungi di Jakarta, Rabu (20/3).

Dikatakan, lama sekolah laki-laki rata-rata 8,75 tahun, sedangkan rata-rata lama sekolah perempuan 8,09 tahun. Kesenjangan itu berdampak pada kesenjangan indeks pembangunan manusia.

Menurut data Badan Pusat Statistik 2017, indeks pembangunan manusia laki-laki 74,85 sedangkan indeks pembangunan manusia perempuan hanya 68,08.

“Cara pandang keluarga yang menomorduakan pendidikan perempuan sangat berpengaruh sehingga rata-rata anak perempuan berhenti sekolah setelah lulus SD, sementara anak laki-laki bisa melanjutkan ke SMP,” tuturnya.

Sebab lain mengapa anak perempuan tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi adalah faktor keamanan saat perjalanan sekolah.

Artikel ini ditulis oleh: