Fahira menjelaskan basis argumennya adalah angka kekerasan terhadap perempuan dan anak yang semakin mengkhawatirkan, misalnya sepanjang 2016 ada 259.150 kasus kekerasan terhadap perempuan yang dilaporkan.

Itu artinya menurut dia, rata-rata tiap hari terjadi 710 kasus kekerasan terhadap perempuan atau tiap satu jam terjadi 30 kasus kekerasan terhadap perempuan, dan itu merupakan persoalan besar.

“Isu soal perempuan dalam tema Energi dan Pangan, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, dan Infrastuktur, bisa ditilik dari sejauh mana komitmen paslon meretas semua hambatan yang menghalangi perempuan terlibat secara penuh dalam pengelolaan sumber daya alam mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga dampak dari pengelolaan sumber daya alam,” katanya.

Dari tema Pendidikan, Kesehatan, Ketenagakerjaan serta Sosial dan Kebudayaan, menurut Fahira, tentunya isu perempuan dan anak sangat banyak yang bisa dibahas. Dia mencontohkan, untuk kesehatan, stunting wajib jadi bahasan debat dan menjadi prioritas siapapun presiden yang terpilih, karena saat ini sekitar 37 persen atau hampir 9 juta balita Indonesia mengalami stunting.

“Tema ketenagakerjaan, selain persoalan TKW, juga patut dibahas kesenjangan tingkat partisipasi angkatan kerja antara laki-laki dan perempuan juga masih terus terjadi hingga saat ini,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Abdul Hamid