Mendengan rumor nama Sofyan Basir menjadi calon kuat untuk Dirut Pertamina, Solidaritas Pensiunan Karyawan Pertamina (eSPeKaPe) menyatakan penolakan keras. Menurut Ketua Umum eSPeKaPe, Binsar Effendi Hutabarat bahwa sosok Sofyan cacat secara integritas lantaran pernah dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“Kasus dugaan mega korupsi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang berpotensi merugikan negara sekitar Rp 130 triliun akibat kejahatan mark up proyek sewa 5 kapal turbin apung milik Kapowership Zeynep Sultan asal Turki yang disewa untuk 5 tahun sejak 2015 sampai 2020 dan kerugian negara bisa mencapai Rp 18,7 trilliun, jelas melibatkan Sofyan Basir selalu yang menetapkan kontraknya,” kata Binsar.

Sementara kalangan pekerja merasa resah dengan akibat gonta-ganti direksi. Ditegaskan oleh Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB), Arie Gumilar, gonta ganti direksi dalam kurun waktu yang singkat dapat memberikan penilaian negatif terhadap pekerja dan perusahaan Pertamina.

“Bagaimana Pertamina akan mencapai visi misinya menjadi Perusahaan Energi Kelas Dunia kalau setiap direksi baru harus beradaptasi bahkan mereset kembali program kerjanya. Pertamina akan kehilangan momentum dan semakin tertinggal dari pesaing-pesaing di luar,” tuturnya.

Dia merasa langkah FSPPB melakukan gugatan ke PTUN terhadap perubahan nomenklatur merupakan tindakan yang tepat. Dia melihat pergantian direksi dilakukan secara amburadul tanpa kajian mendalam, hal ini tercermin sejak pemecatan Dirut, terjadi kekosongan jabatan dan dijabat oleh Plt.

“Formasi Direksi Pertamina merupakan posisi tawar yang tinggi dan seksi sehingga banyak peminatnya dari kepentingan politis sampai para pemburu rente. Sering kalinya direksi berganti makin menguatkan dugaan adanya kepentingan bisnis dan politik. Seharusnya pemegang saham melakukan dialog dengan Pekerja sebelum memutuskan perombakan direksi serta menghormati proses hukum yang sedang berjalan di PTUN,” kata Arie.

Melepaskan Pertamina Dari Bancakan Politik

Halaman Selanjutnya…

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Dadangsah Dapunta