Pro dan Kontra terhadap rekomendasi Menag, tidak hanya terjadi di masyarakat atau jamaah saja. Di kalangan ustadz atau penceramah, dan rekomendasi yang dikelurkan bersifat politik tidak luput dari komentar pedas para politisi yang justru heran dengan keputusan tersebut.

Berbagai macam tanggapan, dari ustadz yang masuk dalam list nama 200 mubligh terverifikasi pemerintah dan yang tidak. Nama-nama yang top di kalangan orang tua maupun anak muda saat ini, seperti Ustadz Abdul Somad, Ustadz Felix Siaw, Salim A Fillah, dan nama kondang ustadz lainnya yang banyak menggunakan media sosial sebagai media dakwah.

Ustadz Abdul Somad misalnya. Pasca Kementerian Agama merilis daftar nama 200 mubalig yang direkomendasikan untuk mengisi kegiatan keagamaan. Dalam daftar itu, tidak ada namanya di sana.

Melalui unggahan di akun Instagram-nya, Ustad Abdul Somad menampilkan tangkapan layar (screeanshot) percakapan WhatsApp dengan seseorang. Dalam percakapan tersebut, orang itu bertanya kepada UAS (sapaan akrab Ustadz Abdul Somad) terkait namanya yang tidak masuk verifikasi Kemenag.

“Bagaimana tanggapan Ustad, Ustad tidak termasuk dalam 200 mubalig rujukan Kemenag?” tanya seseorang.

Jawaban Ustad Abdul Somad adalah, “Sebab, Kemenag tidak ingin mengecewakan masyarakat, karena saya penuh sampai April 2020.”

Tidak hanya UAS yang memberikan tanggapan, sejumlah mubaligh yang namanya masuk dalam list rekomendasi banyak yang menolak dan meminta agar namanya dicabut atau dihapus. Seperti Ustadz Yusuf Mansur, ia menilai jika dirinya tidak pantas untuk dimasukan dalam rujukan sebagai da’i versi Kemenag.

“Gak kepengen juga saya, dan kayaknya kawan-kawan semua yang ada di daftar itu kemudian menjadi terbelah, menjadi bersebrangan dengan beliau-beliau yang lebih arif, bijak, ‘aalim, dan lebih saleh. Dan akhirnya merugikan dakwah yang lapangannya semakin menantang dan perlu kerjasama dari semua pihak,” ucap Ustadz Mansur dalam akun media sosialnya itu.

Selain itu, ada juga mubligh yang senada dengan apa yang disampaikan Ustdz Mansur seperti, Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahniel Azhar Simanjuntak yang mempertanyakan tidak masuknya figure seorang Ustadz Abdul Somad.

“Ustadz berilmu tinggi dan berakhlak baik seperti Abdul Somad, Adi Hidayat, dan banyak Ustadz lainya yang tinggi komitmen kebangsaannya pantas didengar oleh umat. Jadi, tidak perlu menghidangkan selera satu kelompok kepada kelompok lain,” ucap dia seperti dikutip dari akun twitternya.

Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nadhatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj ikut angkat bicara menanggapi dirilisnya daftar 200 mubaligh rekomendasi Kementerian Agama (Kemenag). Menurut Said, bisa jadi tujuan Kemenag baik, namun cara yang diambil kurang tepat.

Dalam pandangan Said, mayoritas ulama di Indonesia adalah ulama yang baik. Sehingga, hanya sekelompok kecil ulama yang dinilai tidak layak.

Menyebarkan nama-nama ulama rekomendasi dalam pandangan Said justru bisa menimbulkan kegaduhan baru.

Klarifikasi dan Permintaan Maaf Menag

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Novrizal Sikumbang