Sejumlah anak berada di dekat lampu hias di pintu masuk Masjid Istiqomah di Pekanbaru, Riau, Senin (29/5). Lampu 'colok' sebanyak 99 buah sengaja dibuat panitia untuk memeriahkan suasana pada bulan suci Ramadan. ANTARA FOTO/Rony Muharrman/foc/17.

Jakarta, Aktual.com – Segala puji bagi Allah Ta’ala Tuhan semesta alam, Shalawat serta salam senantiasa tercurah atas baginda Nabi SAW sebagai penutup kenabian dan tuan dari para utusan Allah, serta tercurahkan kepada para keluarga dan sahabatnya.

Bulan Muharram adalah merupakan bulan Allah yang agung dan penuh keberkahan, bulan Muharram adalah awal bulan pada tahun Hijriyyah, dan salah satu dari bulan-bulan haram. Yang mana Allah telah berfirman tentangnya:

“إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ”

Artinya: “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah adalah dua belas bulan yang ada pada kitab Allah yaitu pada hari dimana Allah menciptakan langit dan bumi, yang empat diantaranya adalah bulan haram. Itulah agama yang lurus, maka janganlah kalian mendzalimi diri kalian pada bulan-bulan tersebut “(QS. At Taubah: 36).

Telah diriwayatkan oleh Abi Bakrah RA, bahwa baginda Nabi SAW bersabda:

“الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ السَّنَةُاثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُوَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ ”

Artinya: “Zaman ini telah berputar kembali seperti keadaannya ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun ada dua belas bulan, yang empat diantaranya adalah bulan-bulan haram, tiga diantaranya berurutan yaitu Dzul Qa’dah, Dzul hijjah, Muharram, dan Rajab Mudhar yang terletak diantara bulan Jumada dan Sya’ban” (HR. Bukhari).

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid