Kepala BPS Suhariyanto (kanan) bersama Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti (kiri) memaparkan perkembangan ekspor-impor periode Oktober di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (15/11/2017). Neraca perdagangan pada Oktober 2017 tercatat surplus US$ 900 juta, dengan raihan ekspor US$ 15,09 miliar dan impor US$ 14,19 miliar. Secara akumulasi Januari-Oktober 2017, juga tercatat surplus US$ 11,78 miliar. Ekspor US$ 138,46 miliar dan impor US$ 126,68 miliar. AKTUAL/Munzir

Jakarta, AKtual.com – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis nilai neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2019 mengalami defisit 1,16 miliar dolar AS, atau lebih tinggi dari posisi defisit Desember 2018 sebesar 1,03 miliar dolar AS.

“Penyebab defisit sebesar 1,16 miliar dolar AS terjadi karena ada defisit migas sebesar 454,8 miliar dolar AS dan defisit nonmigas sebesar 704,7 miliar dolar AS,” kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di Gedung BPS Jakarta, Jumat (15/2).

Suhariyanto memaparkan Indonesia mengalami defisit paling besar dengan China sebesar 2,43 miliar dolar AS atau lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebesar 1,84 miliar dolar AS.

Ada pun nilai ekspor Indonesia pada Januari 2019 mencapai 13,87 miliar dolar AS atau turun 3,24 persen dibanding ekspor Desember 2018. Demikian juga dibanding Januari 2018, menurun 4,70 persen.

Ekspor nonmigas Januari 2019 tercatat mencapai 12,63 miliar dolar AS, naik tipis 0,38 persen dibanding Desember 2018, sedangkan dibanding ekspor nonmigas Januari 2018 turun 4,50 persen.

Artikel ini ditulis oleh: