Aktivitas perdagangan bahan pangan di Pasar Senen, Jakarta, Selasa (20/3). Tekanan inflasi diperkirakan membebani pertumbuhan ekonomi pada tahun 2018 ini. Kenaikan inflasi yang diperkirakan mencapai 4,2% pada tahun ini akan menekan daya beli rumah tangga, sehingga target pertumbuhan ekonomi pemerintah sebesar 5,4% di 2018 sulit tercapai. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Badan Pusat Statistik mengatakan inflasi Mei 2019 yang meningkat pesat dibandingkan periode sama dua tahun terakhir lebih karena momentum sebagian besar Ramadhan yang jatuh pada Mei 2019, sehingga permintaan yang tinggi memicu kenaikan harga terutama untuk makanan.

BPS mencatat pada Mei 2019 tejadi inflasi bulanan mencapai 0,68 persen (month to month/mtm), meningkat 47 basis poin dibandingkan inflasi Mei 2018 yang sebesar 0,21 persen dan lebih tinggi 29 basis poin dari inflasi Mei 2017 yang sebesar 0,39 persen.

“Dibandingkan Mei 2018 dan 2017, ini (2019) lebih besar. Namun ini tidak bisa dibandingkan secara langsung, karena pada 2017 puasa (Ramadhan) baru mulai di 25 Mei 2017 dan di 2018 puasa 25 Juni 2019, sednagkan tahun ini puasa pada 5 Mei 2019,” ujar Kepala BPS, Suhariyanto, Senin (10/6).

Realisasi inflasi di bulan kelima ini juga di atas perkiraan Bank Indonesia yang sebesar 0,47 persen.

Dari komponen inflasi pada Mei 2019, penyebab utama kenaikan harga adalah kelompok harga barang-barang bergejolak (volatile foods) seperti bahan pangan dan makanan.

Artikel ini ditulis oleh: