Asap kebakaran yang melanda kawasan gunung Merapi terlihat dari Jrakah, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (1/11). Titik api diketahui pertama kali muncul di kawasan Hutan Lindung Gunung Merapi di Desa Sepi, Selo, Minggu (01/11) pagi dan menyebar kawasan sekitarnya. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc/15.

Yogyakarta, Aktual.com – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut, berdasarkan pemantauan terakhir, cuaca cerah menyelimuti Gunung Merapi pada Sabtu (13/10) pagi, meski asap bertekanan lemah masih keluar dari puncak gunung itu.

“Via PGM Babadan visual Merapi tampak, suhu udara 14.8 derajat celsius, kelembaban 65 persen RH, angin perlahan ke barat, tekanan udara 874.2 hpa,” tulis akun twitter BPPTKG dikutip di Yogyakarta.

Berdasarkan laporan terakhir dari BPPTKG pada 5-11 Oktober, meski cuaca cerah terjadi pada pagi dan malam hari, asap teramati berwarna putih, tebal, dengan tekanan gas lemah. Tinggi maksimum 75 meter teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Selo pada tanggal 10 Oktober 2018.

Sementara itu, aktivitas kegempaan Gunung Merapi tercatat 86 kali gempa hembusan (DG), 6 kali gempa vulkano-tektonik dangkal (VTB), 21 kali gempa fase banyak (MP), 41 kali gempa guguran (RF), 51 kali gempa low frekuensi (LF) dan 10 kali gempa tektonik (TT).

Tingginya jumlah gempa hembusan, guguran, dan gempa LF pada minggu ini menunjukkan kubah lava masih aktif tumbuh meskipun dengan laju yang rendah,” kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara