Kepala Badan Pelaksana Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Anggito Abimanyu mengikuti Raker dengan Komisi VIII DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (24/5). Rilis 200 daftar nama mubalig penceramah Islam di Indonesia yang dikeluarkan Kementerian Agama disinggung dalam rapat kerja Komisi VIII DPR hari ini dengan Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin. Lukman Hakim Saifuddin pun meluruskan polemik tersebut kepada Komisi VIII DPR. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) akan menginvestasikan langsung potensi dana haji tersedia tahun 2018 sebesar Rp114 triliun pada sektor penerbangan dan katering, sekaligus untuk peningkatan pelayanan Jamaah Haji Indonesia.

“Fokus kami investasi langsung untuk jamaah. Kami tetap amanah untuk alokasi dana semata-mata untuk umat. Jadi tidak ada satu sen pun untuk infrastruktur,” kata Kepala BPKH Anggito Abimanyu di Jakarta, Kamis (24/1).

Investasi tersebut fokus di Indonesia dan Arab Saudi. Di bidang penerbangan, BKPH akan bekerja sama dengan Garuda Indonesia dan sementara di Arab Saudi fokus untuk investasi hotel dan katering.

Selain itu sejumlah kerja sama juga akan dilakukan di sektor lain seperti dengan Pertamina untuk bahan bakar pesawat yang mengangkut calon jamaah haji.

Anggito mengatakan, investasi sektor penerbangan dan katering tersebut diupayakan secepatnya bisa terealisasi. Namun jika pada musim haji 2019 belum tercapai kerja sama di sektor itu, upayanya masih akan terus dilanjutkan karena merupakan kebutuhan.

BPKH melampaui target pengelolaan dana haji pada 2018 dari rencana Rp111,8 triliun terealisasi Rp114 triliun.

Pada tahun 2019 BPKH menargetkan dana kelolaan sebesar Rp121 triliun dengan komposisi 50 persen di BPS-BPIH dan 50 persen di investasi.

BPKH memastikan pelaksanaan pembiayaan yang disalurkan sebesar 7 triliun berjalan di 2019 pada 2020 komposisi penempatan dana di Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS-BPIH) adalah 30 persen.

Biaya operasional Haji 2019 diperkirakan antara Rp6,5 triliun sampai Rp6,8 triliun. Sekitar 500 juta dolar AS akan dialokasikan dalam bentuk valas.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Zaenal Arifin