Jakarta, Aktual.com – Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan bantuan internasional dalam menanggulangi dampak bencana gempa bumi berkekuatan 7 pada Skala Richter (SR) yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat, harus sesuai prosedur.

“Masuknya bantuan internasional harus diawali dari pemerintah dan sesuai dengan prosedur. Sampai saat ini, pemerintah belum menyampaikan butuh bantuan internasional,” ujar Sutopo di Jakarta, Rabu (8/8).

Sutopo menjelaskan sampai saat ini pihaknya, Badan SAR Nasional maupun prajurit TNI masih mampu menanggulangi dampak gempa.

“Kapasitas nasional masih mencukupi, kita masih mampu. Bantuan internasional belum dibutuhkan,” ujar dia.

Sejumlah lembaga internasional, lanjut Sutopo, mulai berdatangan ke lokasi bencana. Bahkan pemerintah daerah mengaku kesulitan dengan banyaknya bantuan internasional.

Lembaga internasional yang sampai saat ini sudah berada di Lombok, yakni Blue Leopard Rescue China, GER Singapore, Aviation Fire Rescue, dan ACT Partners.

Menurut dia, lembaga internasional dalam memberikan bantuan harus melalui sejumlah mekanisme, karena hal itu menyangkut kedaulatan.

BNPB menjelaskan pihaknya tidak akan memberikan akses bagi lembaga internasional yang saat ini sudah berada di lokasi bencana.

Selain itu, dia juga meminta agar LSM lokal tidak meminta bantuan dari mitranya di lembaga internasional.

“Bantuan dari masyarakat sangat diperlukan. Sejumlah pemerintah daerah juga sudah memberikan bantuan, seperti Sumatera Barat yang menyalurkan sebanyak satu ton rendang,” katanya.

Jumlah korban gempa meninggal hingga Rabu bertambah menjadi 131 orang. Dia menjelaskan jumlah korban tersebut, tersebar di sejumlah wilayah, yakni 78 orang di Lombok Utara, 24 orang di Lombok Barat, 19 orang di Lombok Timur. Kemudian enam orang di Mataram, dua orang di Lombok Tengah dan dua orang di Denpasar.

Sedangkan korban luka berat tercatat 1.477 orang dan jumlah pengungsi sebanyak 165.003 jiwa.

Selain itu, gempa bumi dengan kekuatan 7 pada Skala Richter (SR) itu juga mengakibatkan 42.239 rumah rusak dan 458 unit sekolah rusak.

Meski demikian, pihaknya belum memiliki data jumlah korban yang mengalami luka ringan.

Jumlah sementara orang mengungsi saat ini sebanyak 156.003 orang. Pihaknya menetapkan masa tanggap darurat di NTB hingga 11 Agustus.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: