“Kalau asal punya uang sedikit gengsi tidak mau buat rumah tahan gempa, tapi bangun rumah tembok tapi adukan semen jelek, semennya ngirit, kemudian besi tulangnya tidak ada itu jadi alat pembunuh bagi penghuni yang tinggal di dalamnya,” jelasnya.

Sebelumnya, BMKG mencatat telah terjadi 451 kali gempa bumi susulan hingga pukul 08.00 WITAang melanda Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat hingga pukul 08.00 WITA pascagempa 7,0 SR pada Minggu (5/8) malam.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sampai Kamis (9/8) pukul 17.00 WIB memverifikasi jumlah korban meninggal dunia akibat gempa tektonik 7 Skala Richter (SR) di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) mencapai 259 orang.

Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh. Ribuan warga mengungsi ke tempat yang aman. Daerah yang terparah adalah Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur, dan Kota Mataram.

“Tiga hingga empat minggu ke depan gempa kecil masih akan terjadi. Kita harus menerimanya, ini proses alam,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid