Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan (tengah) didampingi Wakil Ketua KPK Laode M Syarif (kanan) di gedung KPK, Jakarta, Kamis (22/2). Penyidik KPK Novel Baswedan kembali ke Indonesia setelah menjalani pengobatan di Singapura untuk menyembuhkan matanya yang disiram air keras. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan diingatkan jangan cuma berteriak meminta keadilan atas kasus penyiraman air keras yang menimpa dirinya. Novel diingatkan pula agar tak lupa dengan tindakanya dirinya saat masih berdinas di Polres Bengkulu.

Demikian ditegaskan orator, Rizal dalam orasi aksi massa Majelis Pemuda Independen di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta, Kamis (1/11).

“Dia (Novel) telah melakukan penembakan terhadap masyarakat saat mengusut pencurian sarang walet,” ujarnya.

Menurut dia, sejatinya Novel sebagai penegak hukum harusnya sadar diri bahwa apa yang dia teriakkan adalah hal yang sama dengan teriakan korban yang dia tembak.

Sehingga, lanjutnya, Novel Baswedan jangan bermain drama seolah-olah dia adalah korban kejahatan yang sangat berat dan berteriak minta keadilan di mana-mana.

“Jika Novel berteriak minta keadilan, bagaimana dengan keadilan korban yang dia tembak?” katanya.

Sebelumnya, empat orang di Bengkulu memberikan kesaksian kepada Anggota DPR RI dan mengaku pernah disiksa penyidik KPK Novel Baswedan. Mereka adalah korban penyiksaan ketika Novel masih bertugas di Polres Bengkulu dan sedang menyelidiki kasus pencurian sarang burung walet.

 

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby