Calon Presiden nomor urut Dua Prabowo Subianto saat menjadi pembicara dalam bedah buku 'Paradoks Indonesia' di Jakarta, Sabtu (22/9). Buku 'Paradoks Indonesia' yang ditulis oleh Prabowo berisi mengenai pandangan strategis mengenai ekonomi kerakyatan sebagai solusi tatanan ekonomi Indonesia dan global. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Calon Presiden (Capres) nomor urut 02, Prabowo Subianto dinilai hasil dari perpaduan antara dua sosok besar, yaitu Soekarno dan Soeharto.

Pendapat ini dikemukakan oleh Wakil Ketua Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN), Priyo Budi Santoso di Jakarta, Rabu (19/12).

Ia menyebut, Prabowo telah menyerap energi dari dua Presiden pertama Republik Indonesia tersebut. Anggapan ini dirasakan Priyo usai mendengar sambutan Prabowo dalam KOnferensi Nasional Partai Gerindra, Senin (17/12) lalu.

“Pak Prabowo itu menyerap dua energi besar (yaitu) gayanya Bung Karno dan gayanya Pak Harto. Saya melihat figur itu ada pada diri Pak Prabowo,” ucap Priyo usai pertemuan antara KPU, BPN dan TKN.

Menurut Priyo, pidato tersebut mengingatkannya pada retorika Bung Karno, sedangkan senyuman Prabowo telah mengingatkan akan sosok Soeharto.

Terkait “Indonesia Punah” yang terdapat dalam pidato itu, Priyo menekankan bahwa banyak pihak yang salah mencerna ucapan Prabowo.

Ia berpendapat, penekanan dari “Indonesia punah” lebih kepada akibat yang ditimbulkan dari kebobrokan dan salah urus bangsa.

Andaikan diurus dengan baik dan tak bergantung kepada negara asing, jelas Priyo, maka keselamatan dan keberlangsungan negara ini pasti akan tercipta.

“Tapi kalau sebaliknya (yang) terjadi. Indonesia bisa punah sebagai bangsa. Seperti yang terjadi di Uni Soviet,” katanya.

Maka itu, dia menegaskan kata-kata Prabowo tersebut untuk mengingatkan agar senantiasa bangsa ini selalu waspada.

“(Pidato Prabowo yang tegas) mungkin sebagai reinkarnasi dari gayanya Bung Karno muda,” katanya.

“Dengarkan saja pidato Bung Karno kadangkala menggelegak. Pindahkan Mahameru, kan tidak mungkin orang bisa memindahkan Mahameru,” lanjutnya.

Dia menegaskan, maksud punah yang dikatakan Prabowo adalah kehati-hatian dan jangan sampai salah urus.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Teuku Wildan