“Hanya saja yang membedakan dalam khutbah gerhana tidak disyaratkan khotib harus berdiri, duduk diantara 2 khutbah dan menutup aurat. Adapaun materi yang sunnah untuk disampaikan adalah taubat dan motivasi melakukan kebaikan seperti sedekah dan yang lainnya.”

Dalam khutbah gerhana, Rasullulah SAW berkhutbah dengan memuji dan menyanjung Allah SWT lalu kemudian beliau bersabda:

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا ، وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا

“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.” berdasarkan [HR. Bukhari No.986 MS]

Beliau melanjutkan :

” يَا أمةَ مُحمَّد ” : والله مَا مِنْ أحَد أغيَر مِنَ الله سُبْحَانَهُ من أن يَزْنَي عَبْدُهُ أوْ تَزني أمَتُهُ. يَا أمةَ مُحَمد، وَالله لو تَعْلمُونَ مَا أعلم لضَحكْتُمْ قَليلاً وَلَبَكَيتم كثِيراً “.

“Wahai umat Muhammad, demi Allah, tidak ada seorang pun yang lebih cemburu daripada Allah karena ada seorang hamba sahayanya baik laki-laki maupun perempuan berzina. Wahai Umat Muhammad, demi Allah, jika kalian mengetahui yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” [HR. Bukhari]

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid