Setelah adanya kepastian bahwa pemerintah akan memiliki 51% saham, nampaknya bukan berarti Freeport begitu saja dibawah kendali pemerintah. Vice President Corporate Communication Freeport Indonesia Riza Pratama mengatakan pembangunan smelter satu paket dengan proses divestasi dan negosiasi perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Jadi, harus ada kepastian pemberian izin menambang setelah kontrak habis 2021.

Setelah ada kepastian itu, Freeport akan mulai melakukan pembangunan smelter secara fisik. “Progres ada, tapi kalau untuk pembangunan fisik menunggu ada kepastian kelangsungan operasi hingga 2041,” kata Riza di Jakarta, Senin (1/10/2018).

Meski begitu, Freeport tetap melakukan beberapa studi mengenai pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian tersebut. Salah satu studinya adalah pembangunan smelter di Gresik, Jawa Timur.

Hingga 30 September 2018, progres pembangunan smelter baru 2,508%. Ini di bawah target yang ditetapkan Agustus bisa mencapai 5,18%. Selama September juga tidak ada perkembangan mengenai pembangunan pabrik tersebut.

Jika dirinci perkembangan pembangunan smelter terdiri dari deposit sekitar US$150 juta. Kemudian, ada studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), studi desain konstruksi, dan pemantapan tanah.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan progres pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) PT Freeport Indonesia Tbk meningkat 2,5% menjadi 91,2% pada periode 15 Februari-15 Agustus 2018. Namun angka itu lebih rendah dari target progres yang sebesar 2,75%. Secara kumulatif, progres pembangunan smelter perusahaan asal Amerika Serikat ini baru 4,9 persen.

“Kami sudah terima laporannya (progres smelter Freeport) dari tim surveyor, tetapi kami belum selesai verifikasi,” ujar Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM Bambang Susigit di sela Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Senin (1/10).

Bambang menargetkan verifikasi dari Kementerian ESDM akan rampung dalam waktu dekat. Namun, jika melihat laporan sementara, Freeport Indonesia telah memenuhi ketentuan minimal progres 90 persen dari rencana kemajuan enam bulan untuk tetap diizinkan mengekspor konsentrat.

Akuisisi Saham Freeport Dihambat China?

Halaman Berikutnya…