Lamongan, Aktual.com – Belasan warga Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, yang pernah berangkat ke Suriah, baik yang telah bergabung dengan kelompok radikal ISIS mau pun yang dideportasi sebelum sampai terus diawasi pergerakannya.

“Kami memantau keberadaan mereka melalui Bhabinkamtibmas dan baur pengumpulan bahan dan keterangan tingkat polsek,” tutur Kepala Kepolisian Resor Lamongan AKBP Feby Hutagalung di Mapolres Lamongan, Jumat (26/7).

Polres Lamongan disebutnya juga bekerja sama dan berkoordinasi dengan pemerintah dan tokoh agama untuk melakukan pendekatan halus secara simultan sejak belasan warga tersebut kembali ke Lamongan pada 2015.

Selama tiga tahun melakukan pendekatan dinilainya kurang efektif karena para kombatan yang bergabung dengan ISIS itu tertutup dengan orang di luar kelompoknya.

“Kendalanya mereka cenderung tertutup sehingga upaya-upaya lain melalui teman-teman mantan napiter juga dimaksimalkan untuk melakukan pendekatan juga,” kata Feby.

Untuk itu, selama setahun terakhir, pendekatan semakin diintensifkan melalui berbagai kegiatan dengan melibatkan mantan napiter yang sudah aktif melakukan kontra radikal.

Feby yakin pendekatan manusiawi yang menyentuh dan menyerap aspirasi kelompok tersebut atas keinginannya di Lamongan lambat laun akan menunjukkan hasil.

Ada pun pada 2015, terdapat dua perempuan dewasa dan anak-anaknya yang hendak ke Suriah, tetapi tertangkap oleh aparat Turki dan kemudian dideportasi ke Indonesia. Semuanya merupakan keluarga.

Salah seorang suaminya masuk ke Suriah dan bergabung dengan ISIS, sementara suami perempuan lainnya meninggal saat dilakukan upaya penangkapan oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri pada 2013.

Selain satu keluarga tersebut, pada 2016 terdapat seorang remaja yang kedua orangnya lolos masuk ke Suriah sehingga harus tinggal dengan neneknya di Lamongan.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Arbie Marwan