Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo, berdialog dengan anak-anak yang menjadi korban gempa saat persiapan posko pengungsi di Balai Transmigrasi Kota Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (2/10). Posko dibantu dari perusahaan swasta dan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dapat menampung hingga 2.000 pengungsi dan menyediakan kebutuhan logistik serta tenaga medis. AKTUAL/Dok Kemendes

Jakarta, Aktual.com – Kementerian Sosial memberikan bantuan bagi anak korban bencana di Sulawesi Tengah sesuai usia perkembangan anak agar bantuan efektif dan tepat sasaran serta manfaat.

“Ini bantuan spesial dan bersifat komprehensif, karena disesuaikan dengan umur anak-anak. Bantuan seperti ini jarang sekali diberikan oleh pihak lain,” kata Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Edi Suharto dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (31/10).

Edi mencontohkan, misalnya bantuan peralatan sekolah anak yang bisa langsung dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain paket bantuan yang bersifat materi, anak-anak juga mendapatkan pelayanan sosial, seperti Pondok Ceria Anak (PAC) untuk mengurangi beban dan trauma mereka yang harus terpisah dengan keluarga.

“Selain PAC yang diberikan pascatanggap darurat, kami juga menyiapkan program lanjutan seperti assesmen mendalam yang dibantu oleh para fasilitator dari berbagai daerah berupa terapi dan penanganan lain,” katanya.

Edi berada di Palu mewakili Menteri Sosial RI menyerahkan bantuan sosial sebanyak 250 paket secara simbolik kepada anak terdampak korban gempa dan tsunami di Palu.

Bantuan yang diberikan berupa perlengkapan sekolah, perlengkapan kebersihan dan makanan ringan. Untuk paket bantuan bagi para lansia, berupa sembako dan peralatan lansia. Sedangkan, untuk penyandang disabilitas diberikan tongkat dan kursi roda.

Terkait pendistribusian bantuan, lanjutnya, mengingat lokasi bencana yang tidak berada di satu titik, maka paket bantuan dibagikan secara bertahap.

“Pendistribusian bantuan sosial penanganan pascabencana kepada tiga klaster tersebut ke daerah-daerah lainnya akan menyusul dengan melibatkan forum LKSA yang lebih tahu kondisi lapangan,” tambah dia.

Pada kesempatan itu, Dirjen juga memberikan alat bantu secara simbolik untuk disabilitas sebanyak 600 unit dengan total Rp1,2 miliar, bantuan UNICEF berupa “baby kit” dan “child kit” sebanyak 10.500 paket, serta bantuan pemenuhan kebutuhan dasar bagi lansia 530 orang dengan total Rp265 juta dan paket sembako untuk 250 lansia sejumlah RP50 juta.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: