Seorang warga memompa air di pompa manual di kelurahan kebon melati, Tanah Abang , Jakarta Pusat, Selasa (29/9/2015). Akibat kemarau panjang dua pekan sudah warga kebon melati krisis air bersih, hal ini membuat pompa tradisonal menjadi alternative warga untuk memperoleh air bersih.

Gunung Kidul, AKtual.com – Pemerintah Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyiapkan sebanyak 600 tangki air bersih untuk mengantisipasi potensi bencana kekeringan di wilayah ini.

Sekretaris Kecamatan Girisubo Arif Yahya mengatakan wilayahnya termasuk daerah rawan kekeringan yang terdiri atas delapan desa, yakni Desa Balong, Jepitu, Karangawen, Jerukwudel, Tileng, Songanyu, Pucung dan Desa Nglindur.

Sementara tahun 2019 ini hingga memasuki bulan Mei sudah ada dua desa yakni, Pucung dan Girisubo mengajukan droping air.

“Tahun ini, kami menyiapkan anggaran sebanyak 600 tangki untuk droping air. Kami juga menjalin kerja sama dengan PDAM melakukan pemasangan instalasi baru untuk pelanggan. Termasuk nanti di dalamnya pengaturan jam giliran supaya air tetap mengalir,” kata Arif, Kamis (16/5).

Ia bersyukur, meski masuk wilayah dengan tingkat potensi bencana kekeringan tinggi, di Girisubo ada tiga sumber mata air yang dapat dimanfaatkan untuk didistribusikan kepada masyarakat, yakni Sumber Sadeng, Pule Jajar, dan Kali Puring.

“Hanya dua yang bisa dimanfaatkan untuk droping air karena debitnya besar. Sementara untuk Puring itu debitnya kecil hanya bisa diambil beberapa tangki, ” katanya.

Artikel ini ditulis oleh: