Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Kestuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) berujuk rasa di depan kantor PMK, Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat (14/9/2018). Aksi mahasiswa ini menuntut pemerintahan Jokowi untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, menurunkan harga kebutuhan pokok, menghentikan impor yang tidak diperlukan dan melakukan swasembada pangan. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Analis pasar uang PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Rully Arya Wisnubroto menilai pergerakan nilai tukar rupiah pada Selasa ini akan dibayangi kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global pada tahun ini.

“Kita sebenarnya ‘expect’ IDR (rupiah) melemah hari ini, tapi masih dalam rentang tipis. Karena masih tingginya kekhawatiran akan perlambatan global. Itu ditegaskan oleh ‘forecast’ IMF,” ujar Rully, Selasa (22/1).

Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2019 menjadi 3,5 persen, turun 0,2 persen dari proyeksi pada Oktober 2018 lalu 3,7 persen.

Sedangkan pada 2020 pertumbuhan ekonomi global diperkirakan mencapai 3,6 persen, lebih rendah 0,1 persen dibandingkan proyeksi sebelumnya 3,7 persen.

Dengan kekhawatiran perlambatan ekonomi global tersebut, lanjut Rully, investor asing akan pindah ke instrumen “safe haven”, seperti dolar AS, yen, dan obligasi AS. “Pasar cenderung bergerak ke ‘safe haven’,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh: