Sri Mulyani: Rupiah Tembus 14.600 per Dolar AS Imbas dari Krisis Turki: Karyawan PT Ayu Masagung menghitung pecahan 100 dolar AS di Jakarta, Senin (13/8). Nilai tukar rupiah kembali merosot tajam hingga level 14.600 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin pekan ini. Sri Mulyani menyebutkan Tekanan terhadap rupiah disebut sebagai imbas dari krisis keuangan yang dialami oleh Turki. PATRARIZKI SYAHPUTRA/RM

Jakarta, Aktual.com – Nilai tukar (kurs) rupiah diperkirakan akan cenderung bergerak stabil jelang hari H pemilihan umum (pemilu) yang akan digelar kurang dari dua pekan lagi, tepatnya 17 April 2019.

“Biasanya pergerakan jelang pemilu, kurs rupiah cenderung stabil seperti sekarang, menguat dan melemahnya tidak terlalu signifikan. Pasar mulai volatil justru setelah pemilu selesai,” kata Analis Pasar Uang Monex Investindo Futures Dini Nurhadi Yasyi di Jakarta, Jumat (5/4).

Menurut Dini, pergerakan kurs rupiah pada tahun pemilu ini sendiri memang volatil. Dalam beberapa hari, pergerakan kurs rupiah memang stabil di mana apresiasi maupun depresiasi tidak terlalu signifikan.

Tapi satu waktu, lanjutnya, begitu ada sentimen negatif terhadap dolar atau sentimen dari eksternal, rupiah bisa menguat secara signifikan.

“Kalau saya lihat, pemilu ini memang agak sensitif karena ini akan berpengaruh pada sentimen di pasar. Penting untuk menjaga sentimen dan minat pasar,” ujar Dini.

Ia menuturkan pada 2014 rupiah melemah hingga menembus level Rp12.000 per dolar AS dan sulit untuk menguat saat itu. Terlebih lagi, ada polemik perbedaan angka peroleh hasil hitung cepat (quick count) pada pemilihan presiden (pilpres). Saat itu sentimen pasar mengambil peran pergerakan rupiah.

Artikel ini ditulis oleh: