Jakarta, Aktual.com – Pemerhati perempuan dan anak Giwo Rubianto Wiyogo meminta para orang tua dan guru untuk memiliki kepekaan terhadap anak yang ingin melakukan tindakan bunuh diri.

“Orang tua maupun guru harus memiliki kepekaan terhadap anak yang memiliki tanda-tanda ingin melakukan tindakan bunuh diri,” ujar Giwo di Jakarta, Minggu (3/6).

Dia menjelaskan tindakan bunuh diri pada remaja merupakan masalah yang sangat kompleks karena menyangkut masalah psikologi yang bersangkutan, tingkat pemahaman agama yang dianut, situasi ketahanan keluarga, terutama komunikasi dengam orang tua, terlebih ibu.

Kemudian peran guru dalam memberikan pengertian tentang “longitudinal” pendidkan lanjutan berikut gambarannya.

“Pada dasarnya peristiwa bunuh diri adalah peristiwa yang sangat ekstrim dan sangat indivisual pemantiknya. Tidak mudah kita menarik benang merah antarvariabel dan faktor penyebabnya. Hanya bisa dipastikan yang bersangkutan adalah pribadi yang tertutup dan cenderung memiliki perbedaan pandangan,” kata dia.

Giwo mengatakan kasus bunuh diri pada remaja bukanlah tren karena kejadiannya beberapa. Meskipun demikian karena ini menyangkut nyawa manusia, maka sama sekali tak boleh diremehkan, perlu dikaji dan diungkap penyebab utama yang menyertainya.

“Orang tua perlu perlu mendampingi anak-anak pada saat remaja melewati masa tersulit di kehidupannya,” ujar dia.

Dua remaja di Blitar, Jawa Timur, nekat mengakhiri hidupnya dalam waktu berdekatan. Salah seorang korban, yakni EPA, nekat mengakhiri hidupnya karena takut tidak bisa diterima masuk di salah satu SMA favorit di Kota Blitar. Kemudian, BI, juga nekat mengakhiri hidupnya karena ingin dibelikan sepeda motor.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara