Jakarta, Aktual.com – Direktur Utama Perum Bulog, Djarot Kusumayakti mengakui adanya permintaan Ketua DPD, Irman Gusman untuk menambah kuota gula impor wilayah Sumatera Barat.

Pernyataan Djarot serupa dengan yang disampaikan pengacara Irman, Razman Arief Nasution, bahwa permintaan penambahan kuota gula impor itu disampaikan melalui sambungan telepon.

“‎Beliau yang telepon. Cuma sekali itu,” kata Djarot usai menjalani pemeriksaan sebagai saksi di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Kamis, (29/9).

Dijelaskan anak buah Menteri BUMN, Rini Soemarno, saat menelepon, Irman menyinggung soal mahalnya harga gula di Sumbar. Djarot pun pun berjanji akan menindaklanjuti keluhan tersebut.


“‎Yang saya tangkap, beliau cuma mengabarkan kalau di sana (Sumbar) harga gula mahal. ‎Saya jawab, ya saya akan segera tindaklanjuti.‎ ‘Nanti kalau saya punya barang, saya akan kirim’,” terangnya.

Sayangnya, tak ada penjelasan lanjutan dari Djarot soal permintaan Irman. Dia hanya mengatakan, kalau Bulog sudah mengirimkan gula seberat 1.000 ton ke Divisi Regional Bulog Sumbar.

“Sudah 1000 ton (dikirim ke Padang) dari total 3000 ton (yang diminta),” pungkasnya.

Sebelumnya, kuasa hukum Irman, Razman membeberkan adanya komunikasi antara kliennya dengan Djarot. Kala itu, Irman meminta Bulog untuk menambah pasokan gula untuk wilayah Sumbar.

“Pak Irman tidak bantah itu (telepon Dirut Bulog). Dia (Irman) bilang, pak ini kok gula Sumbar kurang? Kemudian, Bulog (Djarot) bilang, iya pak nanti kita bantu,” beber Razman saat ditemui di gedung KPK, Selasa (20/9).

Sementara itu, menurut pimpinan KPK, Laode Muhamad Syarif, komunikasi antara Irman dan Djarot memang menjadi pintu masuk bagi penyidik mengkonstruksikan kasus dugaan suap rekomendasi impor gula di Sumbar.

Kata Syarif, permintaan Irman kepada Djarot menjadi awal mula terjadinya dugaan transaksi suap. “Intinya pembicaraan itu merupakan pengantar KPK. Salah satu poin yang akan didalami adalah rekomendasi,” papar dia, di gedung DPR, Rabu (21/9).

Seperti diketahui, Irman telah ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik KPK, dalam kasus dugaan suap penambahan kuota pendistribusian gula impor untuk wilayah Sumbar.

Calon Presiden hasil konvensi Partai Demokrat itu diduga menerima suap Rp100 juta dari Dirut CV Semesta Berjaya, Xaveriandy Sutanto, yang diserahkan langsung pada Jumat (16/9) malam.

CV Semesta Berjaya merupakan salah satu perusahaan yang mendistribusikan gula impor milik Bulog. Perusahaan ini telah menjadi mitra Bulog untuk pendistribusian gula impor ke daerah Sumbar dalam tiga bulan terakhir.

 

*Zhacky

Artikel ini ditulis oleh: