Awal tahun 2018, harga beras terus mengalami kenaikan yang cukup tinggi. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Bank Indonesia (BI) telah melakukan Survei Pemantauan Harga (SPH) hingga pekan keempat Januari 2018 ini. Tercatat, sampai akhir bulan ini Indeks Harga Konsumen (IHK) mencatatkan inflasi sebesar 0,73 persen (month-to-month).

Angka yersebut berarti laju inflasi saat ini sedikit lebih tinggi dibanding inflasi Desember 2017 yang sebesar 0,71 persen.

“Kami sudah melakukan survei sampai pekan keempat Januari inflasi itu, ternyata cukup tinggi ada di 0,73 persen,” ujar Gubernur BI, Agus Martowardojo di Kompleks Perkantoran BI Jakarta, Jumat (26/1).

Penyebab tingginya inflasi tersebut, menurut Agus, karena didorong oleh komponen harga pangan yang terus bergerak naik (volatile food). “Jadi sSmumber inflasi ini, misalnya, harga beras, daging ayam dan holtikultura seperti cabai yang naik,” jelas Agus.

Untuk itu, dia sendiri menyambut baik kinerja pemerintah guna menekan kenaikan harga beras dengan mengimpor beras.

Selain itu, lanjuta Agus, pasokan beras ke berbagai daerah juga bisa berjalan baik sesuai kebutuhan di masing-masing wilayah. “Indonesia negara kepulauan yang mesti diyakinkan distribusinya dan diyakini tidak ada daerah yang kekurangan beras,” ujar dia.

Dengan laju inflasi yang cukup tinggi itu, Agus Marto menambahkan, laju inflasi secara tahun ke tahun hingga pekan keempat Januari 2018 sebesar 3,36 persen, memang masih berada dalam kisaran target BI di level 3,5 persen plus minus 1 persen.

“Kalau 3,36 persen, itu kan artinya with in range. Karena, kami sekarang di 2018 sasaran inflasinya 3,5 persen plus minus 1 persen,” ujarnya.

Busthomi

Artikel ini ditulis oleh: