Depok, Aktual.com – Generasi muda merupakan aset penting bagi negara yang harus dijaga. Pasalnya pemuda pemudi bangsa merupakan investasi sumber daya manusia yang sangat penting dan berharga di masa yang akan datang.

Demikian penuturan Wakil Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Jakarta Abdillah Ahsan saat ditemui dalam lokakarya di Jakarta, Kamis (27/8).

“Kita perlu seorang negarawan yang berpikir panjang, tidak hanya memikirkan periode pemerintahannya saja. Kalau hanya seorang politikus, pasti hanya berpikir untuk mengamankan periode pemerintahannya saja,” jelasnya.

Oleh sebab itu, Abdillah berupaya untuk mendukung langkah pemerintah dalam segera mensahkan Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau (FCTC) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Hal ini menurutnya, penting untuk ditegaskan dan ditindaklanjuti. Mengingat, langkah ini bertujuan untuk mengantisipasi generasi muda agar tidak terjerumus sebagai perokok pemula.

“Investasi sumber daya manusia itu jangka panjang. Mungkin baru akan dipanen 10 tahun lagi. Hal itu berarti melebihi periode pemerintahan yang hanya lima tahun,” lanjutnya.

Kemudian, dia menambahkan menjaga generasi muda dari adiksi tembakau adalah bentuk dari investasi sumber daya manusia yang dampaknya baru dirasa dalam 10 tahun atau 20 tahun mendatang.

Oleh sebab itu, menjaga generasi muda saat ini dari efek ketergantungan merokok mungkin tidak akan dirasakan langsung manfaatnya oleh pemerintahan saat ini, namun akan dapat dirasakan oleh pemerintahan di masa yang akan datang.

“Bayangkan kalau anak-anak usia 15 sampai 19 tahun saat ini sudah mulai merokok. Kelak mereka masuk ke dunia kerja sudah kecanduan rokok dan panen penyakit yang disebabkan oleh rokok. Tentu produktivitas kerja mereka akan menurun,” imbuhnya.

Artikel ini ditulis oleh: