PT PLN dikabarkan akan melakukan penyeragaman tarif dasar listrik (TDL) untuk kalangan penerima non subsidi. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia mengatakan reformasi tarif lisrik yang dilakukan pemerintah terbukti ikut menjadi pemicu laju inflasi.

“Menurut Badan Pusat Statistik pada 2017 tarif listrik berkontribusi paling dominan pada laju inflasi yaitu 0,81 persen,” kata Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi melalui pesan tertulis diterima di Jakarta, Jumat (16/2).

Pada 2014, pemerintah menggulirkan reformasi tarif listrik yang berbasis tarif otomatis diikuti dengan pelaksanaan subsidi listrik tepat sasaran pada pelanggan golongan 900 VA.

Belakangan, pemerintah mengeluarkan wacana reformulasi tarif listrik dengan memasukkan harga batu bara acuan ke dalam elemen tarif listrik.

Menurut Tulus, hal itu bisa dipahami bila pemerintah bisa mengendalikan harga di tingkat nasional, bukan berdasarkan harga acuan internasional.

“‘Gonjang-ganjing’ harga batu bara jangan sampai menjadi wacana untuk menaikkan lagi tarif listrik karena akan memukul daya beli konsumen,” tuturnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Andy Abdul Hamid