Wimboh, DK OJK dan Komisaris mandiri (Foto: Istimewa)
Wimboh, DK OJK dan Komisaris mandiri (Foto: Istimewa)

Jakarta, Aktual.com – Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terpilih 2017-2022, Wimboh Santoso secara mayoritas dipilih oleh Komisi XI DPR. Wimboh menyisihkan calon lain, yakni Sigit Pramono mantan Ketua Persatuan Bank Umum Nasional (Perbanas).

Namun sayangnya, mesti akan menjabat Ketua DK OJK selama lima tahun mendatang, hingga kini Wimboh belum juga meletakkan jabatannya sebagai Komisaris Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Apalagi, Mandiri sendiri sebagai lembaga yang diawasi sekaligus diregulasi oleh OJK.

“Wimboh tentunya harus melepaskan jabatannya sebagai Komut Mandiri. Paling akhir ketika nanti sudah dilantik sebagai DK OJK. Tapi lebih cepat lebih baik,” jelas ekonom Institute of Development for Economic and Finance (Indef), Abra Talattov, kepada Aktual.com, ditulis Selasa (20/6).

Bank Mandiri memang direncanakan baru akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk mengganti Wimboh pada Agustus nanti. Namun jika Wimboh sendiri mundurnya di Agustus itu, maka sangat disayangkan dan melanggar regulasi yang ada.

“Apalagi sebagai DK OJK, Wimboh harus independen. Jadi ketika nanti sudah resmi menahkodai OJK, Wimboh & DK OJK lainnya tentu harus mengedepankan independensi dan objektivitas dalam mengawal pengawasan di sektor keuangan, termasuk tehadap Bank Mandiri,” jelasnya.

Namun ketika dikonfirmasi, apakah Wimboh ada kedekatan tertentu dengan pemerintah terutama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Abra enggan memberi komentar.

Menurutnya, sebagai Ketua OJK, Wimboh tentu harus berkoordinasi dengan Menkeu. Tak hanya itu, juga dengan Gubernur Bank Indonesia dan Ketua DK Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Karena ada koordinasi dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Namun begitu, bukannya harus mengikuti kemauan pemerintah.

“Dalam hal koordinasi KSSK, menurut saya, Wimboh sih akan cepat saja adaptif berkomunikasi dengan anggota KSSK lainnya,” jelas dia.

Secara umum, dia menyebut, Wimboh bisa dianggap sosok berpengalaman di sektor keuangan, terutama perbankan. Sehingga mestinya, Wimboh bisa membuat sektor keuangan menjadi lebih baik.

“Tapi bagaimana pun juga, terpilihnya Wimboh sbg Ketua OJK yg baru merupakan keputusan politik. Jadi suka atau tidak, ya harus diikuti,” ucap Abra.

Ketujuh DK OJK Periode 2017-2022 yang terpilih adalah, Wimboh Santoso (Ketua), Nurhaida (Anggota), Tirta Segara (Anggota), Riswinandi (Anggota), Heru Kristiyana (Anggota), Hoesen (Anggota), dan Ahmad Hidayat (Anggota).

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka