Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar - Potensi kesuksesan konversi penggunaan BBM ke BBG pada kendaran bermotor. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan masih ada gap atau batas pemisah dalam upaya pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) di Indonesia.

“Masih ada gap yang lebar antara penerapan strategi tujuan dan implementasi yang ada pada saat ini dalam upaya pemanfaatan sumber daya alam,” kata Arcandra ketika menjadi pembicara di forum energi di Jakarta Selatan, Kamis (20/4).

Menurutnya, secara operasional strategi yang harus dilakukan adalah pertama sumber daya alam tersebut haruslah dikelola oleh bangsa sendiri. Kedua, pendanaan pengelolaan tersebut harus dari dalam negeri. Ketiga adalah teknologi yang digunakan baiknya diciptakan oleh bangsa Indonesia. Dan keempat adalah hasil dari pengolahan tersebut sebesar-besarnya dimanfaatkan untuk kebutuhan nasional, jika ada sisa baru diekspor.

“Dikelola bangsa sendiri bukan berarti adalah nasionalisasi, yang terpenting adalah pemanfaatannya untuk bangsa sendiri,” katanya.

Namun pada saat kondisi sekarang empat hal yang seharusnya dapat dicapai tersebut justru masih menjadi pertanyaan, misal sudahkan SDM Indonesia siap untuk mengelola, apakah pendanaan sudah dari dalam negeri dan sudah siapkah teknologi serta hasil pengolahan bisa diandalkan dari dalam negeri.

Dari gap yang ia sebutkan, Arcandra menyebutkan bahwa hal tersebut baiknya bisa dimasukkan dalam revisi undang-undang migas yang saat ini masih diproses oleh DPR.

“Ada baiknya solusi dari penghilangan gap tersebut bisa termasuk dalam poin revisi undang-undang migas yang saat ini masih digodok oleh DPR. Hal tersebut memang menjadi inisiatif dari DPR, tapi sudah ada lah komunikasi upaya agar revisi tersebut cepat selesai,” kata Arcandra.

ANT

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Arbie Marwan