Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari yang mengenakan rompi tahanan keluar dari gedung KPK usai diperiksa penyidik di Gedung KPK, Jakarta, Senin (24/10/2016). Menkes periode 2004-2009 itu ditahan KPK karena diduga korupsi pengadaan alat kesehatan untuk kebutuhan pusat penanggulangan krisis Departemen Kesehatan dari dana DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran), revisi APBN Pusat Penanggulangan Krisis Departemen Kesehatan tahun anggaran 2007.

Jakarta, Aktual.com – Kami tidak sedang membela sebuah kejahatan korupsi yang diduga dilakukan oleh seorang “Ibu Tua Renta” yang sangat patriotik. Namun, kami melihat Ibu Fadilah sepertinya ditarget oleh kepentingan yang lebih besar yang dendam.

Siapa yang tidak dendam? Berbagai proyek imperialis yang hendak masuk ke Indonesia bertopeng kesehatan digagalkan oleh Siti Fadhilah, mulai dari proyek flu burung, mega proyek vaksinasi, proyek Namru, proyek privatisasi rumah sakit pemerintah, dll.

Itu pada saat Fadila menjabat sebagai Menteri. Semasa menjabat Watimpres Presiden SBY, Siti Fadilah masih terus berjuang. Bersama para aktivis melawan konsep Sistem jaminan sosial yang mewajibkan rakyat membayar.

Tidak hanya itu, dia mendorong berbagai upaya perlawanan terhadap berbagai perjanjian internasional dan UU ratifikasi perjanjian internasional yang merugikan rakyat.

Siapa yang dilawan dengan berbagai agenda Siti Fadila. Mafia farmasi internasional, yang kekuasaannya melebihi negara.

Mafia farmasi ini memperalat negara nagara maju, memperalat organisasi multilateral terutama World Health Organization (WHO), dan lembaga keuangan multilateral lainnya.

Nama Siti Fadhila begitu harum dikalangan para aktivis gerakan sosial internasional.

Dia adalah satu satunya menteri yang berani menantang proyek privatisasi dan komersialisasi virus. Sebuah bisnis yang sangat besar yang berada dibawah kendali orang paling kaya di muka bumi saat ini.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby