Pedagang sayur di Pangkalpinang merugi. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat upah nominal harian buruh tani nasional per Juli 2017, masih relatif rendah. Kenaikannya dianggap tak terlalu signifikan sebesar 0,18 persen dibanding upah buruh tani di Juni 2017.

“Kenaikan tidak signifikan dari sebelumnya Rp49.912 menjadi Rp50.003 per hari. Upah riil tersebut mengalami kenaikan sebesar 0,03 persen,” ujar Kepala BPS, Suhariyanto di Jakarta, Selasa (15/8).

Perubahan upah riil ini, kata dia, menggambarkan perubahan daya beli dari pendapatan yang diterima buruh seperti: buruh tani dan buruh informal perkotaan, yaitu kelompok masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

“Semakin tinggi upah riil maka semakin tinggi daya beli upah buruh, atau sebaliknya. Sayangnya upah riil saat ini belum terlalu tinggi,” jelas Suhariyanto.

Dia menegaskan, kenaikan upah riil yang sebesar 0,03 persen itu dibanding bulan Juni 2017 itu adalah dari Rp37.396 menjadi Rp37.408 di Juli 2017.

Untuk upah nominal harian buruh bangunan (tukang bukan mandor) pada Juli 2017 naik 0,12 persen dibanding upah Juni 2017, yaitu dari Rp83.975 menjadi Rp84.076.

“Namun sayangnya upah riil buruh bangunan mengalami penurunan sebesar 0,10 persen,” ucap dia.

Sementara upah-upah buruh lainnya juga bergerak stagnan. Untuk untuk upah buruh potong rambut wanita per kepala rata-raya upah nominalnya di Juli ini naik 0,1 persen yaitu dari Rp25.649 menjadi Rp25.675. Untuk upah riilnya malah turun 0,12 persen dari Rp19.772 ke Rp19.750.

Sama juga dialami profesi upah pembantu rumah tangga yang di Juli 2017 ini hanya alami kenaikan tak signifikan. Hanya 0,28 persen dari Rp375.090 menjadi Rp376.140.

“Upah riil di Juli 2017 dibanding Juni 2017 naik sebesar 0,06 persen, yaitu dari Rp289.153 menjadi Rp289.338,” ujarnya.

(Reporter: Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka