Penjualan properti anjlok. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Polemik soal penurunan daya beli masyarakat masih menjadi perdebatan yang tiada henti. Pro dan kontra pun mengiringi isu ini. Bagi kelompok pro pemerintah, penurunan daya beli terjadi lantaran adanya pergeseran dari belanja konvensional (offline) menuju belanja online. Hal ini pun sempat diucapkan oleh Presiden Joko Widodo pada saat pembukaan Rakornas Oktober lalu.

Namun, politisi asal Partai Nasdem, Donny Imam Priambodo bahkan menyebut jika penurunan daya beli merupakan isu yang dimainkan oleh mafia yang digusur oleh Jokowi. Ia bahkan berdalih, keuntungan para distributor dan mafia yang selama ini menguasai pasar terpangkas habis sebagai awal dari polemik ini.

“Loh buktinya Menteri Perdagangan melakukan pembatasan harga. Nah, bagi yang melanggar kena sanksi,” kata Donny dalam diskusi ‘Penurunan Daya Beli, Kerjaan Orang Politik atau Benar Adanya’ di Perbanas Institute, Jakarta, Kamis (7/12).

Anggota Komisi XI DPR ini menambahkan, pembatasan harga ini pun berdampak bagi distributor karena kerap menyimpan atau menimbun barang.

“Tapi kebijakan itu (pembatasan harga) untuk kebaikan ke depan, kalau tidak sekarang kapan lagi? Jadi ini masa transisi untuk menuju perbaikan,” tambahnya.

Tidak hanya itu, Donny bahkan tampak menjadi-jadi lantaran mengucapkan kebijakan era Jokowi disasarkan kepada para mafia yang selama ini beroperasi di tanah air.

“Kalau dibilang melambat, bisa saja distributor yang selama ini ikut menikmati keuntungan dari mafia juga merasa terhambat geraknya. Toh mereka selama ini sudah menikmati,” tuturnya.

Lebih jauh anggota Fraksi Partai Nasdem ini membantah telah terjadi penurunan daya beli. Meski opini publik menyebutkan terjadi penurunan daya beli masyarakat akhir-akhir ini, namun pada kenyataannya tidak benar.

“Kalau lihat data-data tidak ada itu, penurunan. Yang terjadi itu kan perlambatan pertumbuhan daya beli. Malah, pergeseran kebiasaan perdagangan tradisional ke bisnis online tidak berpengaruh secara signifikan,” terangnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Teuku Wildan
Editor: Eka