Gunung Agung berselimutkan bintang di Pos Pamantau Gunung Agung, di Desa Rendang, Senin (2/10) dinihari. Berdasarkan pantauan PVMBG, jumlah kegempaan yang terjadi terekam lebih sedikit dari hari-hari sebelumnya, kemungkinan batal meletus sangat kecil. Tapi, bisa saja Gunung Agung melanjutkan tidur panjangnya usai erupsi pada tahun 1963 alias membeku. AKTUAL/Tino Oktaviano

Karangasem, Aktual.com – Gempa tremor non-harmonic kembali mengguncang Gunung Agung. Laporan pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) periode 00.00 WITA hingga pukul 12.00 WITA, Kamis 19 Oktober 2017 sebagaimana disusun oleh Anwar Sidiq merekam aktivitas gempa tremor non-harmonic muncul satu kali dengan durasi 143 detik.

Dalam 12 jam terakhir, gempa vulkanik dangkal mencapai 116 kali, vulkanik dalam 421 kali, tektonik lokal 86 kali, gempa terasa 1. Secara keseluruhan, dalam 12 jam terakhir Gunung Agung diguncang sebanyak 624 gempa dan 1 kali tremor non-harmonic.

Di sisi lain, Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG Devy Kamil Syahbana mengaku ‎institusinya tak bisa memprediksi kapan gunung setinggi 3.142 mdpl itu akan meletus.

‎”Karena untuk gunung api yang jarang meletus memang sukar sekali untuk memastikan letusannya. Sebetulnya tidak ada juga yang bisa memastikan,” kata Devy, Kamis (19/10). Devy melanjutkan, meski tak ada yang bisa memastikan kapan gunung api akan meletus, namun pola kebiasaannya bisa dipelajari.

“Kalau sudah dipelajari pola-polanya seperti gunung-gunung yang sering meletus semisal Gunung Merapi, GunungKelud, karena kita tahu polanya, maka mitigasi kita sudah jauh lebih baik untuk gunung itu,” tuturnya.

Artikel ini ditulis oleh: