Jakarta, Aktual.co — Terkait rencana pembangunan infrastruktur di Indonesia, Menteri Rini Soemarmo mengatakan bahwa perbankan Tiongkok menyatakan telah siap memberi pinjaman sebesar 50 miliar dolar Amerika Serika atau sekitar Rp 650 triliun kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang akan menggarap proyek tersebut.  Adapun pembangunan infrastruktur meliputi pembangunan pelabuhan, bandara, hingga kereta cepat, serta kelistrikan.

“Saat pembicaraan di Tiongkok ada MoU The China Development Bank (CDB) akan menyiapkan dana US$ 20 miliar, Industrial and Commercial Bank of China (ICBC) US$ 20 miliar untuk BUMN infrastruktur, dan PLN US$ 10 miliar, dalam program infrastruktur dan PLN sebanyak US$ 10 miliar,” kata Menteri BUMN Rini Soemarno usai rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (23/4).

Dalam hal ini, kata Rini, selain alokasi US$ 10 miliar untuk PLN, pihaknya belum memastikan kepada BUMN mana saja alokasi pinjaman tersebut akan diperuntukan secara detil.

“Belum, yang pasti dari US$ 50 miliar, US$ 10 miliarnya untuk PLN. Kalau memang untuk program pembangunan transmisi maupun powerplant. Sedangkan yang US$ 40 miliarnya itu kan salah satunya kita bicarakan untuk smelter antam,” katanya.

Selain proyek kelistrikan, pelabuhan dan bandara, alokasi pinjaman itu juga bakal diperuntukan bagi pembiayaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang akan melibatkan salah satunya PT Adhi Karya dan Pelindo.

“Dan juga salah satunya kereta cepat dan juga LRT (kereta ringan) Adhi Karya dan satu lagi Pelindo kalau nggak salah. Pelindo II untuk tambahan Pelabuhan Sorong,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh: