Jakarta, Aktual.com – Sekretaris Jenderal ProDEM Satyo P mengatakan perombakan Kabinet Kerja Jilid II seperti mengubur mimpi dan harapan dalam dua tahun terakhir. Reshuffle juga seakan membuktikan bahwa menjadi orang baik saja di republik ini tidak cukup, karena dalam kenyataannya harus berhadapan dengan para perampok yang tidak mempunyai hati.

Satyo menekankan demikian sejalan dengan masuknya Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan. Kedekatan Sri Mulyani dengan IMF dan World Bank kiranya semua orang di Indonesia sudah paham. Keberadaannya selama ini sekaligus memberi bukti bahwa dia sebagai perpanjangan tangan kepentingan pemodal Asing, Aseng dan Asong.

“Memang tidak cukup orang baik untuk menjadi superhero di republik ini karena orang baik cenderung naif ketika berhadapan dengan para rampok yang tidak punya hati, ketika berhadapan dengan Asing, Aseng dan Asong,” terang Satyo kepada Aktual.com, Jumat (29/7).

Diungkapkan, prestasi Sri Mulyani hanya terpusat pada pencitraan dan modifikasi indikator ekonomi makro yang cenderung berpihak pada kepentingan atas nama ‘investor’ secara tidak adil.

Lucunya, prestasi yang banyak menuai penolakan dan perlawanan kelompok-kelompok masyarakat di Indonesia ini justru menempatkan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia versi Emerging Market Forum dan Majalah Euro Money beberapa waktu lalu di jaman SBY.

“Sebuah penghargaan yang mengiris hati mengingat sederat kasusnya dibidang ekonomi dan diwariskan ke dalam situasi dan keadaan ekonomi bangsa ini hingga kini,” jelas dia.

Warisan dimaksud adalah pengangguran yang meningkat tajam dan jumlah orang miskin yang semakin bertambah serta pertumbuhan ekonomi yang gagal tumbuh. Belum lagi dugaan keterlibatannya dalam kasus Bail out Bank Century, pengampunan pajak BCA dan kasus pengemplangan pajak Paulus Tumewu dimana Dirjennya saat itu adalah Darmin Nasution yang kini menjadi ‘bosnya’ sang Menko Perekonomian yang gagal total.

“SMI pernah ngotot Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tidak boleh mengaudit Direktorat Jenderal Pajak, upaya perlawanan kepada BPK tersebut memunculkan dugaan SMI tidak transparan dan terindikasi berupaya melindungi manipulator pajak dan kini terjawab dia punya tugas khusus menjalankan operasi Tax Amnesty,” tutur Satyo.

ProDEM meyakini 1000 persen tim ekonomi Presiden Jokowi bersama Darmin Nasution, Sri Mulyani, Bambang Brodjonegoro, Enggartiasto Lukito dalam wakyu cepat atau perlahan-lahan akan ‘mengharamkan’ kalimat Nawacita dan Trisakti dan mereka akan mesra dengan Investor Asing, Aseng, Asong dan Developer.

 

Laporan: Sumitro

Artikel ini ditulis oleh: