Ekonomi UI Faisal Basri memberikan paparan diskusinya di acara erayaan HUT Indemo ke 17 tahun dan 43 Tahun Peristiwa 15 Januari 1974 di hotel Bidakara, Jakarta, Minggu (15/1/2017).Dalam diskusinya Ekonomi UI Faisal Basri mengambil tema "Tren Nasionalis Populis & Implikasinya Terhadap Ekonomi Indonesia".

Jakarta, Aktual.com – Pengamat ekonomi politik Faisal Basri menyebut, di bawah pemerintahan Joko Widodo ternyata melahirkan banyak pengusaha yang besar hanya berdasarkan kedekatan kroni atau kekerabatan. Kondisi ini bagaikan era rezim Orde Baru.

“Ternyata faktanya kegagalan Jokowi itu hanya menciptakan kalangan pengusaha yang besar karena bisnis kroni, bukan disebabkan kemampuan atau otaknya. Bahkan mereka itu menyemut di kekuasaan,” tandas Faisal di acara diskusi, SARA, Radikalisme, dan Prospek Ekonomi 2017 di Jakarta, Senin (23/1).

Tentu saja hal itu dirasa mengusik rasa keadilan. Sebab, banyak kalangan pengusaha kecil yang mau besar tapi susah setengah mati, sekarang malah ada pengusaha yang besar gara-gara kekerabatan.

“Jadi indeks terkait kroni capitalism itu membuktikan kondisi yang buruk. Sehingga bisa disebut Jokowi gagal melawan kronisme,” jelas dia.

Peringkat dalam peran pemerintah yang menciptakan pengusaha yang berdasar bisnis kroni ini, kata Faisal, berada di posisi ketujuh negara-negara terjelek. “Memang ‘top’ ketujuh, tapi itu jelek. Dan hal itu malah dibanggakan oleh Jokowi karena dianggap mampu menciptakan banyak pengusaha,” jelas dia.

“Makanya karena mau dekat penguasa, mereka ikut nimbrung di partai politik. Bahkan adanya pengusaha-pengusaha itu yang bikin partai sendiri,” tambahnya.
Laporan: Busthomi

Artikel ini ditulis oleh: