Sejumlah pelajar menumpang rakit bambu menyeberangi sungai Bedono saat berangkat sekolah di Desa Rebug, Kemiri, Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (16/3). Sejak setahun terakhir warga setempat terpaksa menggunakan rakit bambu sebagai sarana penyeberangan darurat karena jembatan penghubung antardesa roboh diterjang banjir. ANTARA FOTO/Anis Efizudin/foc/16.

Yogyakarta, Aktual.com – Proses integrasi Indonesia ke dalam komunitas regional negara-negara Asia Tenggara atau ASEAN dinilai hanya berfokus pada kebijakan di sektor ekonomi, namun kurang memperhatikan sektor lain.

“Berbicara ASEAN Community, selama ini pemerintah terlalu memfokuskan pada sektor ekonomi tapi untuk sektor lain tidak ada integrasi yang lebih mendalam seperti pilar MEA,” papar pengamat hubungan internasional, Enggar Furi Hardianto, kepada Aktual, Rabu (10/5).

Akibatnya, akan sulit terlihat seperti apa pengaruh integrasi ASEAN di sektor selain ekonomi baik positif maupun negatif. Sementara, untuk politik dan pemerintahan dampaknya pun tak dapat dirasa langsung karena lebih ke level pemerintah.

Padahal, menurut pengajar di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta ini banyak program sektor lain yang sebetulnya terbilang bagus, seperti pendidikan, perlindungan dan kesejahteraan sosial serta human development.

Kendati demikian, pendekatan yang dilakukan pemerintah terhadap masyarakat pada sektor ekonomi juga belum dikatakan maksimal lantaran tak diimbangi edukasi yang tepat.

“Dampak paling besar dirasakan kalangan pelaku usaha usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang lebih banyak memfokuskan diri hanya ke pasar nasional dan pasar negara partner dagang tradisional Indonesia,” pungkasnya.

(Nelson Nafis)

Artikel ini ditulis oleh: