Wakil ketua komite II DPD RI Aji Muhamad Mirza Wardana mengatakan dalam pemenuhan kebutuhan pangan di Indonesia, masih ada hal yang perlu ditindak lanjuti dengan serius yaitu aspek penyediaan pangan, kedaulatan pangan, kemandirian pangan, ketahanan pangan dan keamanan pangan.
Wakil ketua komite II DPD RI Aji Muhamad Mirza Wardana mengatakan dalam pemenuhan kebutuhan pangan di Indonesia, masih ada hal yang perlu ditindak lanjuti dengan serius yaitu aspek penyediaan pangan, kedaulatan pangan, kemandirian pangan, ketahanan pangan dan keamanan pangan.

Jakarta, Aktual.com – Wakil ketua komite II DPD RI Aji Muhamad Mirza Wardana mengatakan dalam pemenuhan kebutuhan pangan di Indonesia, masih ada hal yang perlu ditindak lanjuti dengan serius yaitu aspek penyediaan pangan, kedaulatan pangan, kemandirian pangan, ketahanan pangan dan keamanan pangan.

Hal tersebut disampaikannya saat kunjungan kerja dalam rangka pengawasan uu no 18 tahun 2012 tentang pangan, di Gedung Grand Sudirmann Balikpapan pada hari senin (20/11).

Dirinya juga menambahkan permasalahan penyediaan pangan salah satunya disebabkan oleh perubahan cuaca dan iklim.

“Perubahan cuaca dan iklim makin masif di Indonesia, cenderung menyebabkan sulitnya membuat rencana pemenuhan kebutuhan pangan nasional yang akurat,” ujar Aji.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penyediaan pangan, menurut Aji adalah memperketat kualitas bahan pangannya.

“Masih ada juga isu soal kandungan penyakit kuku dalam daging impor dan beberapa produk makanan yang beredar di indonesia mengandung bahan pengawet, hal ini tentu harus diwaspadai dan sikapi dengan bijak,” jelasnya.

Aji juga menghimbau agar Indonesia memiliki lahan gandum yang baik. Karena menurutnya adalah keniscayaan jika lahan gandum harus ada dan dikelola dengan baik, mengingat salah  satu makanan di Indonesia adalah roti dan mi instan, namun Indonesia masih mengimpor gandum dalam jumlah besar untuk memenuhi kebuuhan industri makanan di Indonesia.

Dikesempatan yang sama Kepala BULOG Divre Kalimantan Timur dan Utara, Muhamad Anwar, mengatakan bahwa Bulog membutuhkan  ruang penyimpanan baru.

“Untuk kantor logistik kami hanya cukup menampung 4000 ton, jadi kalo mau menampung hasil tani dari kaltara dibutuhkan gudang tambahan,” kata Anwar.

Menurut Anwar sesuai dengan perpres no 48, maka BULOG  tidak hanya fokus kepada hasil tani padi saja tapi juga jagung dan kedelai. Prestasi Bulog Divre Kaltim dan Utara ditunjukkan dengan  perolehan peringkat satu dalam pencapaian omset di Indonesia pada tahun 2016.

Kendala stabilitas harga pun disoroti Anwar. Menurutnya dengan cadangan beras pemerintah yang dimiliki bulog maka beras bisa salurkan untuk menstabilkan harga pasar sesuai dengan arahan dari pemerintah.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka